Mohon tunggu...
Humaniora

Hilangnya Kesadaran akan Keberagaman

8 Februari 2017   19:20 Diperbarui: 8 Februari 2017   19:26 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keberagaman kerap kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu manusia pasti memiliki perbedaan, entah perbedaan ras, agama, maupun cara pandang (perspektif) dalam hidup. Baik disadari maupun tidak, kita hidup ditengah masyarakat yang penuh dengan keberagaman. Seperti layaknya pada foto tersebut dapat dilihat bahwa terdapat keberagaman di dalam kehidupan kita. Mulai dari perbedaan warna kulit, etnis dan agama.

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita tidak menyadari dampak atau konsekwensi dari tindakan / perbuatan kita, entah perbuatan atau perilaku yang baik, maupun yang buruk. sikap dan kepribadian dri kita dicerminkan oleh perbuatan kita. dalam masyarakat modern yang kaya akan pluralisme, seringkali tindakan dan perbuatan kita mencerminkan sosok seorang yang enggan terhadap keberagaman, sikap lainnya seperti sikap toleransi pluralisme mengandung pesan bahwa perbedaan bukan suatu yang buruk. Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal budi seharusnya menghargai dan menerima keberagaman yang ada, sehingga dengan sikap yang terbuka memerima satu sama lain tanpa membedakan dan mengedepankan sikap toleransi terhadap pluralisme

Saat ini, negara kita tercinta Indonesia sedang mengalami krisis mentalitas akan pluralisme. Seringkali menyebarkan hate comment ataupun mencemooh terkait perbedaan SARA, khususnya menjelang pilkada yang menjadikan unsur SARA sebagai kedok untuk keuntungan perpolitikan. Seperti bunyi semboyan "BHINNEKA TUNGGAL IKA" yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara pluralisme, masyarakatnya pun juga selayaknya bangga akan keberagaman yang dimiliki, dan harus memiliki toleransi terhadap keberagaman.

Keberagaman kita adalah berkah yang diberikan Tuhan, tidak ada yang dapat menentukan untuk dapat lahir sebagai etnis tionghoa, ataupun pribumi. Segala manusia ciptaan Tuhan pasti memiliki hak yang sederajat, tidak ada golongan manusia yang lebih tinggi dibandingkan yang lain, semua manusia sama derajatnya di mata Tuhan.

Tentunya sikap toleransi keberagaman harus ditunjukan secara nyata dan konkret dalam kehidupan sehari-hari. NIAT dan USAHA pasti akan membawa kita sampai pada tujuan, yaitu untuk saling mengargai perbedaan dan keberagaman. Maka marilah kita bersama menjaga KEBERAGAMAN di negara kita tercinta, negara KESATUAN republik Indonesia.

"Dengan mengubah sikapmu, kamu dapat mengubah sikap dunia!"

AMDG.

Antonio Geraldo Sistan, Pelajar SMA Kolese Kanisius Jakarta

#bersamamerawatperbedaan

#perbedaanituindah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun