Mohon tunggu...
Gerald Limat Hasian
Gerald Limat Hasian Mohon Tunggu... Lainnya - Founder of Public Policy Institute | Content Creator | Economic Analyst

doing the best to get your dream.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kontraksi Pajak Sebesar 9% Memperlebar Defisit APBN Indonesia

18 Juni 2020   10:44 Diperbarui: 18 Juni 2020   11:05 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                           Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan realisasi pendapatan negara pada konferensi pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) edisi Juni 2020 yang menjabarkan kinerja APBN di bulan Mei 2020. Total pendapatan negara hingga 31 Mei sebesar Rp 664,3 T  atau 37 % dari target penerimaan sesuai ketentuan Peraturan Presiden 54 Tahun 2020, tetapi penerimaan negara mengalami kontraksi sebesar 9 % jika dibandingkan dengan tahun lalu dan total belanja negara mencapai Rp 843,9 T(32,3% dari PDB) sehingga realisasi defisit negara mencapai Rp 179,6 T (1.1% dari PDB).

Menurut Sri Mulyani, defisit anggaran ini terjadi akibat penurunan penerimaan negara sedangkan terjadinya peningkatan belanja negara.Berikut laporan keuanngan dari Kementrian keuangan. Untuk penerimaan pajak, negara hanya menerima sebesar Rp444,6 triliun atau turun 10,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Sementara, penerimaan dari bea dan cukai sebesar  Rp81,7 triliun atau tumbuh 12,4% secara tahunan, untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP)  mengalami kontraksi. Tercatat pada akhir Mei, PNBP yang diterima sebesar Rp136,9 triliun atau 46% dari target Perpres 54/2020, dari segi belanja kementrian keuangan mencatat sebesar Rp843,9 triliun (32,3%  alokasi APBN 2020 ) perubahan yang dibuat Rp2.613,8 triliun. 

Berdasarkan Realisasi tersebut, belanja negara hingga akhir Mei turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 1,4%. Lalu belanja Kementrian keuangan turun 6.2 secara tahunan sedangkan belanja non K/L  naik 10,1% menjadi Rp267 triliun. 

Pencatatan laporan keuangan untuk penyaluran dana kedesa naik sebesar 41,3% menjadi Rp28,9 triliun. Hal tesebut karena adanya Bantuan Langsung Tunai yang diberikan pemerintah dalam rangka membantu masyarakat ditengah pandemik Covid 19. Kemudian untuk  angka keseimbangan primer minus Rp33,9 triliun hingga 31 Mei 2020 atau berlawanan dengan tahun lalu yang positif sebesar Rp1,3 triliun. Akan tetapi,  untuk pembiayaan anggaran tercatat sebesar Rp356,1 triliun atau naik sebesar  dua kali lipat pada periode yang sama tahun lalu Rp159,9 triliun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun