Mohon tunggu...
Gerakan UI Mengajar
Gerakan UI Mengajar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kegiatan Filantropi bidang Pendidikan Dasar

Gerakan UI Mengajar (GUIM) merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada bidang pendidikan dasar dan dinaungi oleh Departemen Sosial dan Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Selama 30 hari, GUIM 12 Berhasil Melaksanakan Aksi Pengajaran di 5 Kecamatan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur

10 Februari 2023   10:58 Diperbarui: 10 Februari 2023   11:22 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan UI Mengajar (GUIM) adalah program pengabdian masyarakat berfokus pada pendidikan anak sekolah dasar yang dinaungi oleh Departemen Sosial Masyarakat  Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Gerakan UI Mengajar Angkatan Ke-12 melakukan aksinya di daerah Jawa Timur yaitu Kabupaten Nganjuk.

Ada 93 mahasiswa yang turun sebagai panitia dan pengajar GUIM 12. Mereka telah melaksanakan aksinya di 5 sekolah dasar di 5 kecamatan berbeda, di Nganjuk. Kelima SD tersebut adalah SDN 2 Begendeng (Jatikalen), SDN 1 Tritik (Rejoso), SDN Bendolo (Sawahan), SDN 1 Joho (Pace), dan SDN 2 Sugihwaras (Ngluyu). Pada penutupan aksi ini, seluruh stakeholders dari 5 titik turut hadir dalam menyaksikan peresmian penutupan aksi Gerakan UI Mengajar Angkatan Ke-12.

Selama satu bulan, GUIM telah berhasil melaksanakan kegiatan formal dan informal. Kegiatan formal adalah berupa pengajaran yang bersifat team teaching, dimana guru dan pengajar GUIM berkolaborasi dalam mengajar anak-anak di kelas. Adapun kegiatan informalnya antara lain Kelas Tubuh Sehat Ceria yang diharapkan dapat mewujudkan anak-anak yang sehat baik fisik maupun mental, Kelas Inspirasi yang diharapkan dapat membantu dalam mengenalkan berbagai profesi dan mengingatkan kepada anak-anak untuk terus bermimpi dan berjuang dalam meraih mimpinya, Rumah pelangi yaitu revitalisasi perpustakaan yang diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan tingkat literasi anak, Kelas Mari Nyeni dan Kenali Nusantara yang diharapkan dapat memberikan motivasi kepada anak-anak untuk berekspresi melalui seni dan mengenal kebudayaan nusantara.

Dalam kesempatan yang sama, GUIM 12 memberikan laporan rekomendasi kepada 5 SD yang menjadi titik aksi. Pertama, pelaksanaan pelatihan guru, teacher conference, dan home visit yang diharapkan dapat membantu guru untuk lebih mengenal kegiatan anak-anak di sekolah dan juga membantu orang tua dalam mendampingi anaknya belajar di rumah. Kedua, revitalisasi perpustakaan atau yang sering disebut rumah pelangi/pojok baca yang diharapkan dapat dirawat dengan baik dan benar-benar dipakai sebagaimana mestinya yaitu untuk meningkatkan literasi melalui pembiasaan membaca di perpustakaan. Ketiga, Metode Pengajaran yang lebih kreatif dan interaktif yang diharapkan dapat dipakai dan dilanjutkan, karena metode tersebut dapat membuat anak belajar lebih antusias dan semangat.

"Kami datang kesini tanpa ekspektasi apapun, datang dengan latar belakang berbeda, selama satu bulan rasa lelah kami seakan hilang ketika melihat senyum anak-anak di titik aksi. Untuk 93 panitia dan pengajar, semoga kita bisa menemukan cerita dan kebahagiaan masing-masing selama satu bulan di titik masing-masing. Harapannya aksi kami bisa memberikan manfaat untuk anak-anak, masyarakat, dan pendidikan." ucap Diany Syahranti selaku Project Officer GUIM 12.

Selain itu, Emy Nurmayanti, M.S.E., selaku Kasubdit Kemitraan dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia juga memberikan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang terlibat dalam Gerakan UI Mengajar. Dia berharap kegiatan GUIM 12 ini dapat memberikan catatan kecil di hati anak-anak untuk bisa menggapai mimpi-mimpinya di masa depan.

Pada saat yang sama, Hadi Sukamto, S.Pd, M.Si., selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk menyampaikan bahwa sekolah-sekolah yang menjadi titik aksi GUIM 12 termasuk sekolah di pinggiran yang memiliki kualitas perekonomian menengah kebawah yang kebanyakan belum mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar. Di Nganjuk, dari total 607 SD, hanya 42 SD yang telah mengimplementasikan kurikulum merdeka. Akan tetapi, program-program GUIM telah menggambarkan kurikulum merdeka belajar, sehingga itu sangat bermanfaat bagi SD di Nganjuk untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut secara bertahap.

"Kami selaku pemerintah Kabupaten Nganjuk sangat senang karena telah dipilih menjadi titik aksi GUIM 12, silakan datang lagi ke Nganjuk kapanpun kalian mau, kami pemerintah Nganjuk akan menerima dengan senang hati kontribusi adik-adik semua. Semoga berangkat selamat, pulang pun selamat." ucap Bapak Eko Sutrisno, M.M., selaku Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Hukum Kabupaten Nganjuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun