Seorang calon pengajar GUIM 9 sedang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan saat wawancara
Depok -- Hari ini, Jumat (1/11/2019) merupakan hari kedua tahap wawancara seleksi pengajar Gerakan Universitas Indonesia Mengajar (GUIM) angkatan 9.Â
Tampak para calon pengajar datang lebih awal dari waktu yang ditetapkan sebagai bentuk antusiasme mereka. Dari 59 calon pengajar yang mengikuti tahap wawancara, terdapat 16 calon pengajar yang diwawancarai pada hari ini.
Pada kali ini, wawancara calon pengajar dilakukan bersama-sama oleh pantia GUIM dan assessor. Assessor sendiri merupakan orang-orang hebat yang pernah mengikuti GUIM sebelumnya, baik menjadi panitia ataupun pengajar.Â
Adapun panitia GUIM berperan sebagai liaision officer (LO) yang bertugas menemani dan mengarahkan assessor selama proses wawancara berlangsung.
"Calon pengajarnya seniat itu untuk menjadi pengajar," ujar Sabila Bahrain yang merupakan salah satu assessor dalam wawancara calon pengajar. Menurut pengajar GUIM angkatan 7 tersebut, calon pengajar GUIM angkatan 9 sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukkan kemampuannya. Misalnya ketika seleksi pengajar tahap ketiga, calon pengajar membawa pernak pernik yang sangat unik dan tidak terpikirkan sebelumnya.
Hal senada juga diucapkan oleh Kadek Andre Setiawan yang merupakan pengajar GUIM angkatan 7 dan assessor wawancara calon pengajar. Menurut Andre, calon pengajar GUIM tahun ini memiliki niat yang lebih baik dibandingkan saat dia menjadi calon pengajar. "Waktu dulu gua jadi pengajar cuman bawa jam dinding doang," ucap Andre.
Para assessor sangat berharap ketika para pengajar sudah terpilih, mereka dapat berusaha memberikan manfaat untuk anak-anak disana. GUIM sendiri akan dilaksanakan pada bulan Januari di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. "Semoga para pengajar memiliki tujuan yang sama dengan tujuan GUIM itu sendiri," tutur Sabila.
1 November 2019
Penulis: Imaz Zaniar Majid
Editor: Farid Lisniawan Muzakki