Pada zaman ini penggunaan media sosial sebagai alat untuk kampanye menjadi jurus jitu dalam politik Indonesia. Masyarakat yang mendukung elit politik tertentu menggunakan teknologi informasi dan internet untuk memenangkan persaingan (Sugihartati, 2018). Selain itu, juga media sosial berfungsi untuk membunuh karakter sesama elit politik yang bertarung. Pembunuhan karakter yang dimaksud adalah seperti munculnya berita hoaks dan ujaran kebencian kepada salah satu elit politik. Peristiwa seperti itu disebut sebagai kampanye hitam, elit politik seperti presiden telah banyak mengalami hal yang tidak mengenakan tersebut.Â
Jadi, dalam politik Indonesia dewasa ini penggunaan media sosial dimanfaatkan untuk melakukan kampanye hitam dan tidak terbatas pada komunikasi atau menyebarkan program yang diusung para kandidat elit politik. Masyarakat yang belum memiliki tingkat literasi memadai akan sangat mudah diperdaya, dibohongi, atau terhasut oleh berita hoaks. Akhirnya para politisi memanfaatkan kesempatan ini untuk menerapkan kampanye hitam untuk membunuh karakter lawan untuk meningkatkan prestasinya, dibandingkan harus beradu program atau gagasan.
DAFTAR PUSTAKA
Annur, C. M. (2023, Februari 07). Pertumbuhan Melambat, Jumlah Pengguna Media Sosial Global Capai 4,76 Miliar hingga awal 2023. Katadata Media Network, pp. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/07/pertumbuhan-melambat-jumlah-pengguna-media-sosial-global-capai-476-miliar-hingga-awal-2023.
Selwyn, N. (2019). What Is Digital Sociology. Cambridge: Polity Press.
Sugihartati, R. (2018). Masyarakat Digital, Gaya Hidup dan Subkultur. Surabaya: Suluh Media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H