Mohon tunggu...
Healthy

Fakta Dibalik Obat

23 Oktober 2017   23:41 Diperbarui: 23 Oktober 2017   23:47 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo para pembaca kompasiana artikel kali ini mengenai pengaruh obat anti inflamasi terhadap perkembangan dan pertumbuhan otot.

Jaringan otot memiliki struktur yang mempunyai kemampuan berkontraksi untuk melakukan gerakan.  Berdasarkan letaknya, jaringan otot dibagi menjadi 3 macam.

gambar-otot-59ee13e5ff240568bd611d02.jpg
gambar-otot-59ee13e5ff240568bd611d02.jpg
Yang pertama ada otot lurik. Dilihat dari gambarnya otot lurik berbentuk silinder panjang yang memiliki banyak inti sel di pinggir. Selain itu sifat kerja otot lurik bersifat sadar dan reaksi terhadap rangsangnya cepat dan mudah lelah. Otot lurik terletak pada alat gerak. Yang kedua ada otot jantung. Jika dilihat dari gambar dapat kita ketahui bentuknya silinder panjang dan bercabang yang memiliki 2 atau lebih intisel di tengah. Kerja otot jantung bersifat tak sadar yang memiliki reaksi terhadap rangsangan beritme.

Otot jantung terletak pada jantung. Dan yang terakhir ada otot polos. Dapat kita lihat otot polos berbentuk gelendong yang memiliki 1 intisel di tengah. Kerja otot polos bersifat tak sadar yang memiliki reaksi terhadap rangsang lambat dan tidak mudah lelah. Otot polos terletak pada organ dalam.

obat-anti-inflamasi-59ee141a486932244f200812.jpg
obat-anti-inflamasi-59ee141a486932244f200812.jpg
Selanjutnya mengenai obat anti inflamasi merupakan obat yang menghilangkan radang yang timbul karena adanya cidera jaringan dan infeksi. Obat anti inflamasi terbagi menjadi 2 macam antara lain steroid dan non steroid. Perbedaannya adalah mengenai cara kerjanya yaitu jenis steroid cenderung lebih dini dalam mencegah respon nyeri pada tubuh sehingga cocok untuk jenis trauma atau kerusakan jaringan yang lebih berat. Sedangkan jenis non steroid sifatnya lebih dangkal dan cocok untuk jenis luka dan trauma yang lebih ringan.

Setelah sedikit mengetahui dasar - dasar teori tersebut, mari kita kaitkan obat anti inflamasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan otot. Sebenarnya inflamasi atau sering juga dikenali dengan istilah radang. Inflamasi sendiri merupakan reaksi tubuh untuk melindungi diri. Hal ini bisa disebabkan oleh tumbuh kuku terinfeksi, sakit tenggorokan dari pilek atau flu, goresan/luka di kulit, latihan sangat intens, atau pukulan atau dapat disimpulkan inflamasi disebabkan karena mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia, dan pengaruh fisika. Biasanya gejala yang paling sering dialami adalah rasa nyeri, kemerahan, pembengkakan. 

Oleh karena itu untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakitnya maka keluarlah obat anti inflamasi untuk menjawab penderitaan tersebut. Rasa sakit yang dirasakan tersebut karena adanya peregangan jaringan yang diakibatkan karena adanya edema sehingga terjadi peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Selain itu juga karena adanya zat - zat kimia atau mediator nyeri yang keluar seperti prostaglandin, histamin, bradikinin yang dapat merangsang saraf - saraf perifer di sekitar radang sehingga dirasakan nyeri. Seperti yang sudah dijelaskan pada dasar teori diatas, berdasarkan cara kerjanya obat anti inflamasi dibagi menjadi 2 antara lain steroid dan non steroid.

Pertama, cara kerja obat anti inflamasi non steroid sendiri sebagai berikut. Saat terjadi kerusakan sel, prostaglandin dilepaskan dan obat anti inflamasi non steroid menghambat biosintesis prostaglandin. Yang berarti disini obat anti inflamasi non steroid menurunkan prostaglandin dengan cara menghambat enzim - enzim yang terlibat dalam sintesis prostaglandin. 

Prostaglandin sendiri ada 2 yaitu prostaglandin E (PGE) dan prostaglandin F (PGF) yang memeliki fungsi berlawan pada otot polos. Prostaglandin E menyebabkan otot berelaksasi yang melebarkan pembuluh darah dan mendorong pengikatan oksigen oleh darah. Sedangkan prostaglandin F menyebabkan otot berkontraksi yang menyempitkan pembuluh dan mengurangi aliran darah ke paru - paru.

 Kemudian kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan otot adalah sebagai berikut. Dalam pertumbuhan dan perkembangan otot salah satunya diperlukan prostaglandin. Namun apabila terjadi inflamasi, itu disebabkan karena adanya prostaglandin yang keluar. Oleh karena itu diberi obat anti inflamasi non steroid untuk mengurangi rasa sakit. Namun ternyata hal tersebut justru menjadikan pertumbuhan dan perkembangan otot terhambat. 

Hal itu dikarenakan obat inflamasi non steroid bekerja dengan cara menurunkan prostaglandin. Maka ketika otot diberi obat anti inflamasi non steroid prostaglandinnya akan di suppress sehingga menyebabkan otot tersebut menjadi rileks. Oleh karena itu untuk menyebabkan otot tidak dapat berkontraksi sementara. Maka proses pembentukan otot menjadi terhambat. Apalagi jika obat tersebut dipakai berkepanjangan atau dalam waktu yang lama maka otot justru malah menjadi lemah.

Kedua, mengenai obat anti inflamasi steroid. Steroid merupakan senyawa lipid yang menyerupai steroid alami atau seringkali disebut dengan nama kortikosteroid. Kortikosteroid merupakan hormon steroid yang diproduksi di korteks adrenal. Kortikosteroid dibagi menjadi 2 macam antara lain glukokortikoid dan mineralokortikoid.

Glukokortikoid berperan dalam meningkatkan kadar glukosa darah. Akibatnya merangsang pelepasan insulin dan menghambat masuknya glukosa ke dalam sel otot. Padahal manfaat glukosa sendiri bagi otot  adalah memperbaiki dan memulihkan otot. Tidak hanya itu saja namun ada juga yang menyebabkan glikogenesis di perifer steroid memiliki efek katabolik. Efef katabolik adalah pemecahan molekul organik untuk energi. Efek inilah yang menyebabkan atrofi otot dan pengurangan massa jaringan otot. 

Pengurangan massa jaringan otot tersebut berarti berdampak pada atrofi otot yaitu penurunan kekuatan otot. Dalam kondisi ini maka hal tersebut dapat mengambat pertumbuhan dan perkembangan otot. Karena pada pertumbuhan dan perkembangan otot pasti perlu otot yang kuat sehingga jika lemah otot tidak dapat bekerja dengan maksimal oleh karena itu dapat menghambat hal tersebut. Efek katabolik tersebut diduga karena adaya pemberian glukokortikoid dengan dosis yang besar dalam jangka waktu yang lama.

Jika glukokotikoid berperan dalam peningkatan kadar glukosa, maka mineralokortikoid berperan dalam mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Mineralokortikoid pada tubuh manusia terutama adalah aldosteron. Kemudian kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan otot sebagai berikut. Obat anti inflamasi steroid mengandung kortikosteroid yang terdiri dari glukokortikoid dan mineralokortikkoid. Jika pada manusia diberikan obat tersebut kemungkinan besar dapat terjadi peningkatan kortikosteroid yang besar. Padahal sebenarnya pada tubuh kita sendiri juga dapat memproduksinya. 

Oeh karena itu kemungkinan besar sekali terjadi kandungan kortikosteroid yang terlalu banyak. Hal tersebut tidak baik untuk otot. Karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai efek samping glukokortikoid yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot. Selanjutnya akan dibahas mengenai efek samping mineralokortikoid terhadap pertumbuhan dan perkembangan otot. Pada jaringan otot, untuk metabolisme diperlukan kortikosteroid setimbang. 

Kemudian berubahnya kesetimbangan tersebut dapat menyebabkan berbagai kelainan salah satunya terjadi  peningkatan aldosteron (mineralokortikoid pada tubuh manusia) . Peningkatan tersebut mengakibatkan sitoma hipokalemia. Hipokalemia terjadi karena kadar kalium dalam darah telalu rendah. Padahal ion tersebut merupakan salah satu yang berperan dalam mengatur fungsi otot jantung dan kontraksi otot. Oleh karena itu hipokalemia dapat membuat otot menjadi tidak bertenaga atau dalam kata lain melemah, otot kram dan otot kejang.

Setelah sebelumnya telah tahu mengenai cara kerja obat anti inflamasi non steroid selanjutnya mengenai cara kerja obat anti inflamasi steroid. Jika sebelumnya cara kerja obat anti inflamasi non steroid menjadikan otot lemah maka obat anti inflamasi steroid berkebalikannya. Pada obat anti inflamasi steroid menyebabkan otot menjadi kuat. Hal ini disebabkan karena cara kerja obat anti inflamasi steroid ini yaitu dengan menghambat fosfolipase A2 sehingga tidak terbentuk asam arakhidonat. Asam arakidonat merupakan asam lemak yang berperan dalam produksi prostalglandin, tromboksan dan leukotrines yang berguna dalam pertumbuhan dan perkembangan otot. Namun, apabila terlalu banyak asam arakidonat akan menyebabkan inflamasi (peradangan). Maka dengan cara kerja obat anti inflamasi yang demikian, jika menghambat asam arakidonat berarti juga menghambat produksi prostaglandin yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otot.

              Kemudian efek samping dari obat anti inflamasi steroid sendiri salah satunya adalah pecahnya tendon. Hal tersebut dapat terjadi yang disebabkan karena dengan mengkonsumsi obat anti inflamasi steroid maka dapat membuat seseorang merasa lebih kuat dari mereka sebenarnya, sehingga mencoba untuk mengangkat beban berat padahal sebenarnya tubuh mereka tidak mampu sehingga hal itu  dapat menyebabkan air mata otot. Oleh karena itu, otot dapat lebih kuat dan cepat dari kekuaatan tendon. Akibatnya terjadi tendon yang pecah. Sehingga otot tidak dapat berfungsi dengan maksimal.

Setelah menjelaskan berbagai alasan mengenai obat anti inflamasi menghambat perkembangan dan pertumbuhan otot, dapat disimpulkan sebagai berikut. Inflamasi tersebut merupakan proses penyembuhan otot yang rusak. Sebenarnya tidak perlu obat anti inflamasi, otot juga memiliki zat yang dapat menyembuhan kerusakan tersebut. Tetapi jikia diberi obat hal tersebut hanya untuk menghilangkan rasa sakit. Tetapi hal ter tersebut justru berdampak buruk pada otot. 

Hal demikian karena seperti yang sudah dijelaskan yaitu obat anti inflamasi secara garis besar menghambat produksi prostaglandin karena rasa nyeri akibat inflamas tersebut karena adanya prostagladin yang keluar. Padahal prostaglandin tersebut merupakan salah satu yang berperan dalam proses kontraksi dan relaksasi otot. Dengan menghambat prostaglandin maka otot tidak dapat melakukan tugasnya dengan maksimal salah satunya berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otot yang terhambat. Kemudian perbedaan steroid dan non steroid pada obat anti inflamasi sendiri adalah berdasarkan cara kerjanya. 

Jika steroid bekerja pada otot dengan membuat otot menjadi kuat dengan menghambat prostaglandin dan berdampak pada pecahnya tendon yang secara tak langsung dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot. Sedangkan pada non steroid bekerja dengan cara membuat otot menjadi rileks juga dengan menghambat protaglandin sehingga otot untuk sementara tidak dapat berkontraksi yang juga dapat menghambat pertumbhan dan perkembangan otot. Jadi baik itu steroid dan non steroid sama - sama dapat menghambat pertumbuhan dan perkengan otot apabila dipakai berlebihan tidak sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan.

Maka obat anti inflamasi dapat menyembuhkan nyeri otot tetapi juga dapat merusak otot dengan menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot. Tetapi, apabila digunakan berdasarkan dosis yang telah dianjurkan juga kemungkinan tidak terjadi efek samping yang telah dijelaskan sebelumnya. Semua itu tergantung dari diri kita sendiri bagaimana kita bijak dalam pemakaian obat tersebut sehingga tidak terjadi efek samping tersebut.

Sekian artikel saya kali ini mengenai obat anti inflamasi menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Terima kasih,

Daftar Pustaka :

Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Erlangga

https://books.google.co.id/books?id=x9OOphMNmxwC&pg=PA132&lpg=PA132&dq=prostaglandin+untuk+perkembangan+dan+pertumbuhan+otot&source=bl&ots=Mei03MxYCk&sig=vgKXvWeMjgkAnym6irRE1JTJjnc&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj38t2Fw4TXAhUDqo8KHdjiDiAQ6AEIJjAA#v=onepage&q=prostaglandin%20untuk%20perkembangan%20dan%20pertumbuhan%20otot&f=false

https://www.scribd.com/doc/75680445/Mekanisme-Kerja-Antiinflamasi-Steroid

https://books.google.co.id/books?id=KSu9cUd-cxwC&pg=PA272&lpg=PA272&dq=pertumbuhan+dan+perkembangan+otot+oleh+prostaglandin&source=bl&ots=HTY-cWawLZ&sig=9wRqss6OAyFwJyPtnhYzja2NxgM&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjlkenXxoTXAhXKQY8KHfh3CyAQ6AEIJjAA#v=onepage&q=pertumbuhan%20dan%20perkembangan%20otot%20oleh%20prostaglandin&f=false

https://id.wikipedia.org/wiki/Kortikosteroid

https://health.detik.com/read/2009/11/02/162705/1233498/770/atrofi-otot

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun