Halo para pembaca kompasiana artikel kali ini mengenai pengaruh obat anti inflamasi terhadap perkembangan dan pertumbuhan otot.
Jaringan otot memiliki struktur yang mempunyai kemampuan berkontraksi untuk melakukan gerakan. Â Berdasarkan letaknya, jaringan otot dibagi menjadi 3 macam.
Otot jantung terletak pada jantung. Dan yang terakhir ada otot polos. Dapat kita lihat otot polos berbentuk gelendong yang memiliki 1 intisel di tengah. Kerja otot polos bersifat tak sadar yang memiliki reaksi terhadap rangsang lambat dan tidak mudah lelah. Otot polos terletak pada organ dalam.
Setelah sedikit mengetahui dasar - dasar teori tersebut, mari kita kaitkan obat anti inflamasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan otot. Sebenarnya inflamasi atau sering juga dikenali dengan istilah radang. Inflamasi sendiri merupakan reaksi tubuh untuk melindungi diri. Hal ini bisa disebabkan oleh tumbuh kuku terinfeksi, sakit tenggorokan dari pilek atau flu, goresan/luka di kulit, latihan sangat intens, atau pukulan atau dapat disimpulkan inflamasi disebabkan karena mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia, dan pengaruh fisika. Biasanya gejala yang paling sering dialami adalah rasa nyeri, kemerahan, pembengkakan.Â
Oleh karena itu untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakitnya maka keluarlah obat anti inflamasi untuk menjawab penderitaan tersebut. Rasa sakit yang dirasakan tersebut karena adanya peregangan jaringan yang diakibatkan karena adanya edema sehingga terjadi peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Selain itu juga karena adanya zat - zat kimia atau mediator nyeri yang keluar seperti prostaglandin, histamin, bradikinin yang dapat merangsang saraf - saraf perifer di sekitar radang sehingga dirasakan nyeri. Seperti yang sudah dijelaskan pada dasar teori diatas, berdasarkan cara kerjanya obat anti inflamasi dibagi menjadi 2 antara lain steroid dan non steroid.
Pertama, cara kerja obat anti inflamasi non steroid sendiri sebagai berikut. Saat terjadi kerusakan sel, prostaglandin dilepaskan dan obat anti inflamasi non steroid menghambat biosintesis prostaglandin. Yang berarti disini obat anti inflamasi non steroid menurunkan prostaglandin dengan cara menghambat enzim - enzim yang terlibat dalam sintesis prostaglandin.Â
Prostaglandin sendiri ada 2 yaitu prostaglandin E (PGE) dan prostaglandin F (PGF) yang memeliki fungsi berlawan pada otot polos. Prostaglandin E menyebabkan otot berelaksasi yang melebarkan pembuluh darah dan mendorong pengikatan oksigen oleh darah. Sedangkan prostaglandin F menyebabkan otot berkontraksi yang menyempitkan pembuluh dan mengurangi aliran darah ke paru - paru.
 Kemudian kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan otot adalah sebagai berikut. Dalam pertumbuhan dan perkembangan otot salah satunya diperlukan prostaglandin. Namun apabila terjadi inflamasi, itu disebabkan karena adanya prostaglandin yang keluar. Oleh karena itu diberi obat anti inflamasi non steroid untuk mengurangi rasa sakit. Namun ternyata hal tersebut justru menjadikan pertumbuhan dan perkembangan otot terhambat.Â
Hal itu dikarenakan obat inflamasi non steroid bekerja dengan cara menurunkan prostaglandin. Maka ketika otot diberi obat anti inflamasi non steroid prostaglandinnya akan di suppress sehingga menyebabkan otot tersebut menjadi rileks. Oleh karena itu untuk menyebabkan otot tidak dapat berkontraksi sementara. Maka proses pembentukan otot menjadi terhambat. Apalagi jika obat tersebut dipakai berkepanjangan atau dalam waktu yang lama maka otot justru malah menjadi lemah.
Kedua, mengenai obat anti inflamasi steroid. Steroid merupakan senyawa lipid yang menyerupai steroid alami atau seringkali disebut dengan nama kortikosteroid. Kortikosteroid merupakan hormon steroid yang diproduksi di korteks adrenal. Kortikosteroid dibagi menjadi 2 macam antara lain glukokortikoid dan mineralokortikoid.