[caption id="attachment_97029" align="alignleft" width="192" caption="Oho, jangan kecewa jika isi tulisan tidak seperti yang diharapkan (Poto: Google)"][/caption] Menarik sekali. Sepanjang saya mengamati Kompasiana. Begitu banyak tulisan yang bicara tentang seks, tentang keperjakaan dan keperawanan. Kesimpulan dari itu adalah, keperjakaan dan keperawanan itu penting. Disamping itu juga menjadi sebuah kebanggaan bagi siapa saja yang masih menjunjung moral. Saya sendiri harus mengakui hal ini, agar tidak ada yang terjebak. Maaf, saya sendiri sudah tidak perawan. Ini terjadi sejak dari pertama kali saya melihat ternyata saya laki-laki, saya bukan perempuan. Sejak itulah saya tidak lagi perawan. Tapi, soal keperjakaan, jelas saya masih perjaka dengan alasan: 1. Karena memang saya laki-laki, maka kalimat keperjakaan itu masih layak untuk saya. Jelas, kata keperjakaan itu memang disandingkan dengan lelaki bukan? 2. Saya tidak pernah menggauli perempuan seperti halnya suami istri. So, saya bangga tidak perawan lagi. Tetapi, juga bangga karena masih perjaka. Peace untuk guyon kecil ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H