Mohon tunggu...
Olahraga

Bisakah Semua Orang Berlari Maraton?

26 Oktober 2017   04:30 Diperbarui: 26 Oktober 2017   05:24 1723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai pembaca setia kompasiana, bertemu lagi dengan saya pada artikel ketiga saya ini. Kali ini, kita akan membahas mengenai kemampuan berlari orang normal yang dianggap memiliki potensi yang sama untuk berlari seperti pelari maraton.

Sebelum itu karena untuk menjawab pertanyaan kali ini kita akan membahas terutama mengenai jaringan oror lurik dan otot jantung, mari kita mempelajari mengenai jaringan otot itu sendiri.

Struktur jaringan otot mempunyai kemampuan berkontraksi untuk melakukan gerakan. Jaringan otot harus melakukan gerakan mekanis, maka diperlukan banyak pembuluh kapiler darah untuk memberikan nutrisi dan oksigen. Jaringan otot tersusun dari sel -- sel atau serat -- serat otot yang tergabung dalam berkas -- berkas. Jaringan otot dibedakan menjadi tiga macam, yaitu jaringan otot polos, jaringan otot rangka, dan jaringan otot jantung.

Jaringan Otot Polos

Otot polos merupakan otot involunter (otot tak sadar) karena gerakannya tidak menuruti perintah yang diinginkan. Jaringan otot polos terdapat pada dubdubg oembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pernapasan, saluran reproduksi, dan saluran pencernaan makanan khususnya yang membuat gerakan peristaltik. Reaksi otot polos terhadap rangsangan lambat dan inti sel berada di tengah sel dengan jumlah satu inti di setiap sel.

Jaringan Otot Lurik

Otot lurik sering disebut juga otot rangka karena melekat pada tulang rangka. Jaringan otot rangka berwarna merah muda karena mengandung pigmen di dalam serat -- seratnya dan memiliki banyak pembuluh darah. Otot lurik merupakan otot volunter (otot sadar) yang bekerja di bawah pengaruh saraf sadar. Otot lurik cepat bereaksi terheadap rangsangan sehingga cepat lelah. Otot lurik ini terletak pada jaringan otot yang menempel pada tulang -- tulang apendikuler atau tulang gerak aktif. Contoh dari tulang apendikuler adalah humerus(lengan atas) dan patella (lutut). Inti sel pada otot lurik terdapat di pinggir sel dan berjumlah banyak.

Jaringan Otot Jantung

Otot jantung hanya terdapat di jantung sehingga disebut otot jantung. Sel otot jantung berbentuk silindris dengan ujung bercabang dua atau lebih. Otot jantung berkontraksi cukup kuat, secara ritmis dan otomatis sekitar 72 kali per menit. Otot jantung merupakan otot involunter (otot tak sadar) yang dikendalikan oleh saraf otonom baik saraf simpatik yang mempercepat denyut jantung maupun saraf parasimpatik yang memperlambat denyut jantung. Otot jantung bereaksi lambat terhadap rangsangan dan ini sel berada di tengah sel dengan jumlah satu atau dua.

Sekarang kita sudah mengenal lebih dekat mengenai jaringan otot yang terdapat dalam tubuh kita. Maka dari itu, mari kita kembali ke topik utama kita yaitu mengenai kemampuan orang yang normal untuk berlari maraton dengan baik sama seperti kemampuan pelari maraton. Orang yang dianggap normal di sini adalah orang yang memiliki anggota tubuh lengkap. Untuk lebih jelas lagi, orang yang obesitas tetap dianggap sebagai orang yang normal.

Lari maraton adalah sesuatu yang membutuhkan tenaga serta perjuangan yang besar. Tahukah pembaca sekalian bahwa dalam sekali perlombaan maraton seorang pelari maraton dapat melangkah hingga lebih dari 30.000 kali, sedangkan dalam tiap langkah tersebut mereka harus menahan beban 1,5 hingga 3 kali lipat beban diri mereka? Berlari maraton bukan hal yang mudah dan dibutuhkan sebuah persiapan yang matang serta beberapa faktor lain yang akan mempengaruhi kemampuan atau performa seseorang untuk berlari maraton.

Faktor -- faktor yang mempengaruhi performa pelari maraton dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Kedua hal tersebut sangat erat kaitannya dengan kemampuan dan kecepatan suatu orang untuk dapat berlari maraton.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh  Hildreth Y. Grossman, seorang dosen sekolah medis di Harvard, Amerika Sertikat dibuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan berlari di bawah rata -- rata pada umumnya lebih cenderung mengalami beberapa sindrom berikut, yaitu ; kesulitan psikologis, depresi, kebingungan, ketakutan, kepercayaan diri rendah, dan berbagai sindrom lainnya yang berkatian dengan gejala -- gejala psikologis yang kurang baik. Hal ini menunjukkan  bahwa faktor psikologis berperan besar dalam performa maupun kemampuan seseorang untuk berlari maraton.

Maximal oxygen uptake (V02max'), running economy and the anaerobic threshold are variables that have been shown to limit performance during long distance running.

Secara fisiologis, terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kemampuan atau performa seseorang untuk berlari jarak jauh atau berlari maraton. Ketiga hal tersebut dapat dikenal dengan cepat dengan tiga sebutan yaitu VO2max, AT, dan RE. Ketiga hal tersebut sangat besar pengaruhnya akan kemampuan seseorang untuk dapat berlari maraton.

Seorang pelari maraton ketika berlari maraton akan selalu berusaha untuk menjaga maximal oxygen uptake atau daya tampung oksigen maksimal (VO2max) serta menggunakan kemampuan ini dengan sebesar -- besarnya agar dapat berlari dengan performa terbaik. Sedangkan untuk menggunakan kemampuan ini dengan baik tidak dapat dilakukan secara tiba -- tiba. Seorang pelari maraton diharuskan mengembangkan daya tampung oksigen ini secara terus menerus agar dapat digunakan secara maksimal sehingga dapat berlari maraton dengan baik. 

Orang biasa pada umumnya akan memiliki daya tampung oksigen sekitar 4,341 m L/kg menit sedangkan seorang atlet pelari maraton yang telah terlatih dapat mencapai hingga 7,381 m L/kg menit. Sebuah studi yang dilakukan oleh Hill dan Lupton, keduanya adalah ahli fisiologis menunjukkan bahwa setiap orang memiliki batas di mana daya tampung oksigen maksimal tidak akan dapat berkembang lagi. Dengan ini kita menjadi tahu satu alasan mengapa tidak setiap orang dapat langsung berlari maraton seperti seorang pelari maraton.

Jaringan otot yang dimiliki oleh seseorang juga akan mempengaruhi tingkat VO2max yang dimiliki seseorang. Seseorang yang tidak bisa melakukan endurance tidak akan bisa meningkatkan kadar VO2maxhanya dengan menambah tekanan darah pada jaringan otot. Untuk meningkatkan VO2max tersebut dibutuhkan jaringan otot yang sudah biasa berkontraksi supaya mitokondria yang ada pada otot dapat lebih mudah menyerap O2yang ada. Ukuran badan seseorang juga dapat mempengaruhi daya tampung oksigen maksimal yang ada pada diri orang tersebut. Semakin kecil ukuran / berat badan akan memilki VO2maxdari yang berukuran lebih besar.

Salah satu prinsip utama dalam tubuh manusia adalah bahwa untuk bergerak kita memerlukan energi. Maka dari itu, diperlukan ATP yang merupakan sumber energi tersebut agar dapat menyeberangi jembatan silang dengan cepat sehingga energi dapat tersempaikan serta dipakai untuk bergerak dengan cepat pula. Untuk mempercepat pergerakan ATP tersebut seseorang harus terbiasa berolahraga dengan waktu yang cukup lama.

Faktor kedua yang sangat mempengaruhi performa seorang pelari maraton adalah Running Economyatau RE. Hal ini dibuktikan dengan sebuah studi dari Conley dan Krahenbuhl, yaitu bahwa pelari maraton yang memiliki nilai RE baik  akan membutuhkan waktu relatif lebih cepat dengan yang lain. Dalam sebuah buku berjudul Textbook of Work Physiologykarya Astrand dan Rodahl dituliskan bahwa ada perbedaan signifikan antara pelari yang tidak terlatih dengan pelari terlatih dalam persentasi VO2max. Pelari tak terlatih pada umumnya hanya akan menggunakan 35 -- 50 % dari kemampuan VO2max, sedangkan perlari yang sudah biasa terlatih dapat mencapai hingga 83 -- 87 %.

Ketiga, yang tak kalah pentingnya adalah mengenati Anaerobic Thresholdatau biasa disebut AT. Manusia tergolong dalam organisme aerobik obligat, yaitu memerlukan oksigen sebagai respirasi untuk membantu metabolisme. Maka dari itu, jika seseorang tidak terbiasa berlari dan diminta untuk berlari seringkali orang tersebut terengah -- engah nafasnya. Hal tersebut terjadi karena pada saat itu tubuh orang tersebut memerlukan oksigen dalam jumlah yang banyak. 

Untuk memenuhi kadar oksigen yang dibutuhkan, respirasi harus dilakukan dengan cepat, proses respirasi tersebut dipercepat dengan gerakan terengah -- engah  tersebut. Namun, pada sebagian orang respirasi yang dipercepat seperti itu pun tidak cukup untuk membuat orang tersebut dapat terus berlari. Oleh karena itu, ada yang dinamakan dengan respirasi anaerobik. Respirasi anaerobik pada suatu orang merupakan proses pengikatan oksigen secara independen yang dilakukan oleh tubuh orang tersebut. 

Tentunya yang diikat pada proses anaerobik ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan respirasi aerobik, namun proses anaerobik ini juga memberikan pengaruh pada performa seorang pelari maraton. AT ini pun juga tidak dapat langsung digunakan dengan baik oleh seseorang, melainkan harus dibiasakan dengan melakukan sebuah latihan endurance untuk membiasakan orang tersebut.

Sebenarnya ada hal terakhir yang menjadi faktor baiknya kemampuan seorang pelari maraton. Hal tersebut adalah mengenai kandungan asam laktat pada seseorang. Kandungan asam laktat ini sangat dipengaruhi oleh jumlah mitokondria yang terdapat pada otot dan juga aktivitas enzim yang dihasilkan dalam mitokondria. 

Seorang atlit yang terlatih dapat mengembangkan 50 % hingga 100 % jumlah mitokondria yang berperan aktif di dala otot. Sedangkan seseorang yang belum terlatih akan kesulitan jika diminta untuk berolahraga dengan berat, terutama berlari maraton karena jumlah mitokondria pada otot orang pada umunya sedikit sehingga sulit untuk melakukan respirasi dengan baik.

Berdasarkan berbagai alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang tidak terbiasa untuk berlari maraton akan kesulitan jika tiba -- tiba diminta untuk berlari maraton seperti pelari maraton. Berlari maraton adalah berlari dengan jarak yang cukup jauh. Maka dari itu untuk berlari maraton diperlukan energi yang begitu besar dalam tubuh. Sebenarnya orang pada umumya memiliki cukup energi untuk berlari maraton tersebut, namun yang sedikit sulit adalah bagaimana ketika berlari orang tersebut dituntut untuk selalu menjaga penggunaan energi tersebut serta menjaga proses respirasi yang ada.

Bagaimana? Tentunya dengan membaca artikel ini bukan berarti kita putus harapan karena ternyata tidaklah mudah untuk berlari maraton. Namun, yang terpenting adalah kita juga harus tau bahwa sebenarnya jika ingin berlatih dan terus mencoba, kita juga dapat berlari sebaik pelari maraton lainnya. 

Jadi, jika ada dari pembaca sekalian yang masih berangan -- angan untuk berlari maraton jangan takut untuk mencoba dan jangan lupa untuk berlatih terus menerus karena semua hal butuh perjuangan. Terima kasih telah membaca artikel ketiga saya ini, saya harap pembaca sekalian mendapatkan hal bermanfaat dari artikel ini. Pembaca yang tertarik juga dapat membaca artikel -- artikel saya sebelumnya. Jangan luipa, nantikan juga artikel saya selanjutnya. Terima kasih dan sampai jumpa!

Sumber            :

            Link.springer.com

            Europepmc.org

            www.unm.edu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun