Faktor -- faktor yang mempengaruhi performa pelari maraton dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Kedua hal tersebut sangat erat kaitannya dengan kemampuan dan kecepatan suatu orang untuk dapat berlari maraton.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh  Hildreth Y. Grossman, seorang dosen sekolah medis di Harvard, Amerika Sertikat dibuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan berlari di bawah rata -- rata pada umumnya lebih cenderung mengalami beberapa sindrom berikut, yaitu ; kesulitan psikologis, depresi, kebingungan, ketakutan, kepercayaan diri rendah, dan berbagai sindrom lainnya yang berkatian dengan gejala -- gejala psikologis yang kurang baik. Hal ini menunjukkan  bahwa faktor psikologis berperan besar dalam performa maupun kemampuan seseorang untuk berlari maraton.
Maximal oxygen uptake (V02max'), running economy and the anaerobic threshold are variables that have been shown to limit performance during long distance running.
lari-jarak-jauh-59f10213c226f90b904ff8f2.jpg
Secara fisiologis, terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kemampuan atau performa seseorang untuk berlari jarak jauh atau berlari maraton. Ketiga hal tersebut dapat dikenal dengan cepat dengan tiga sebutan yaitu VO2max, AT, dan RE. Ketiga hal tersebut sangat besar pengaruhnya akan kemampuan seseorang untuk dapat berlari maraton.
Seorang pelari maraton ketika berlari maraton akan selalu berusaha untuk menjaga maximal oxygen uptake atau daya tampung oksigen maksimal (VO2max) serta menggunakan kemampuan ini dengan sebesar -- besarnya agar dapat berlari dengan performa terbaik. Sedangkan untuk menggunakan kemampuan ini dengan baik tidak dapat dilakukan secara tiba -- tiba. Seorang pelari maraton diharuskan mengembangkan daya tampung oksigen ini secara terus menerus agar dapat digunakan secara maksimal sehingga dapat berlari maraton dengan baik.Â
Orang biasa pada umumnya akan memiliki daya tampung oksigen sekitar 4,341 m L/kg menit sedangkan seorang atlet pelari maraton yang telah terlatih dapat mencapai hingga 7,381 m L/kg menit. Sebuah studi yang dilakukan oleh Hill dan Lupton, keduanya adalah ahli fisiologis menunjukkan bahwa setiap orang memiliki batas di mana daya tampung oksigen maksimal tidak akan dapat berkembang lagi. Dengan ini kita menjadi tahu satu alasan mengapa tidak setiap orang dapat langsung berlari maraton seperti seorang pelari maraton.
Jaringan otot yang dimiliki oleh seseorang juga akan mempengaruhi tingkat VO2max yang dimiliki seseorang. Seseorang yang tidak bisa melakukan endurance tidak akan bisa meningkatkan kadar VO2maxhanya dengan menambah tekanan darah pada jaringan otot. Untuk meningkatkan VO2max tersebut dibutuhkan jaringan otot yang sudah biasa berkontraksi supaya mitokondria yang ada pada otot dapat lebih mudah menyerap O2yang ada. Ukuran badan seseorang juga dapat mempengaruhi daya tampung oksigen maksimal yang ada pada diri orang tersebut. Semakin kecil ukuran / berat badan akan memilki VO2maxdari yang berukuran lebih besar.
Salah satu prinsip utama dalam tubuh manusia adalah bahwa untuk bergerak kita memerlukan energi. Maka dari itu, diperlukan ATP yang merupakan sumber energi tersebut agar dapat menyeberangi jembatan silang dengan cepat sehingga energi dapat tersempaikan serta dipakai untuk bergerak dengan cepat pula. Untuk mempercepat pergerakan ATP tersebut seseorang harus terbiasa berolahraga dengan waktu yang cukup lama.
Faktor kedua yang sangat mempengaruhi performa seorang pelari maraton adalah Running Economyatau RE. Hal ini dibuktikan dengan sebuah studi dari Conley dan Krahenbuhl, yaitu bahwa pelari maraton yang memiliki nilai RE baik  akan membutuhkan waktu relatif lebih cepat dengan yang lain. Dalam sebuah buku berjudul Textbook of Work Physiologykarya Astrand dan Rodahl dituliskan bahwa ada perbedaan signifikan antara pelari yang tidak terlatih dengan pelari terlatih dalam persentasi VO2max. Pelari tak terlatih pada umumnya hanya akan menggunakan 35 -- 50 % dari kemampuan VO2max, sedangkan perlari yang sudah biasa terlatih dapat mencapai hingga 83 -- 87 %.
Ketiga, yang tak kalah pentingnya adalah mengenati Anaerobic Thresholdatau biasa disebut AT. Manusia tergolong dalam organisme aerobik obligat, yaitu memerlukan oksigen sebagai respirasi untuk membantu metabolisme. Maka dari itu, jika seseorang tidak terbiasa berlari dan diminta untuk berlari seringkali orang tersebut terengah -- engah nafasnya. Hal tersebut terjadi karena pada saat itu tubuh orang tersebut memerlukan oksigen dalam jumlah yang banyak.Â
Untuk memenuhi kadar oksigen yang dibutuhkan, respirasi harus dilakukan dengan cepat, proses respirasi tersebut dipercepat dengan gerakan terengah -- engah  tersebut. Namun, pada sebagian orang respirasi yang dipercepat seperti itu pun tidak cukup untuk membuat orang tersebut dapat terus berlari. Oleh karena itu, ada yang dinamakan dengan respirasi anaerobik. Respirasi anaerobik pada suatu orang merupakan proses pengikatan oksigen secara independen yang dilakukan oleh tubuh orang tersebut.Â