Mohon tunggu...
Inovasi

Masih Terpercayakah Lingkaran Tahun Batang?

24 September 2017   18:47 Diperbarui: 24 September 2017   18:52 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel -- sel yang menutupi permukaan organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang merugikan. Jaringan dasar atau jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel -- sel hidup dengan struktur morfologi yang bervariasi. Jaringan dasar dapat dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan. Beberapa fungsi dari jaringan parenkim antara lain berperan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan, tempat melakukan fotosintesis, dan masih banyak lagi lainnya.

Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan. Jaringn penyokong memiliki dinding sel yang tebal dan kuat. Jaringan penyokong memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu untuk menegakkan batang dan menguatkan daun, melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis, dan melindungi jaringan pengangkut. Sedangkan golongan jaringan permanen yang terakhir, yaitu jaringan pengangkut atau jaringan vaskuler adalah jaringan pada tumbuhan tingkar tinggi yang berfungsi mengangkut air dan gara -- garam mineral, serta zat makanan hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut ada dua macam, yaitu xilem yang berfungsi mengangkutair dan garam -- garam mineral dan floem yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis.

            Begitulah  kira -- kira seluk beluk jaringan -- jaringan yang ada pada tumbuhan. Sekarang kita menjadi semakin tahu mengenai tumbuhan itu sendiri. Maka dari itu, mari kita kembali ke topik pembahasan utama pada artikel kita kali ini. Apakah benar bahwa lingkaran tahun pada batang suatu tumbuhan sudah tidak dapat dipercaya untuk menentukan usia suatu tumbuhan?

            Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, lingkaran tahun batang yang digunakan untuk menentukan usia suatu tumbuhan terbentuk karena pertumbuhan jaringan sekunder, lebih tepatnya kambium gabus. Sedangkan pertumbuhan jaringan sekunder tersebut hanya terbentuk saat banyak air dan unsur hara yang terserap oleh suatu tumbuhan. Hal tersebut berarti umumya terjadi hanya saat musim penghujan saja, di mana jumlah air yang tersedia lebih banyak dibandingkan dengan saat musim kemarau.

            Perlu kita ketahui pula bahwa tidak setiap tumbuhan memiliki lingkaran tahun pada batangnya. Hal ini disebabkan karena tidak semua tumbuhan memiliki jaringan kambium atau meristem sekunder. Lingkaran tahun hanya terbentuk pada batang yang memiliki jaringan kambium. Sementara kelompok tumbuhan yang memiliki jaringan kambium adalah tumbuhan yang berasal dari beberapa kelompok gymnospermae terutama kelompok tumbuhan dikotil. Adapun mekanisme terbentuknya lingkaran tahun disebabkan karena jaringan kambium yang membelah ke dalam secara bertahap akan membentuk xilem -- xilem sekunder dan yang memberlah ke luar secara bertahap akan membentuk floem -- floem sekunder.

             Pada umumnya, suatu pohon di Indonesia memproduksi cincin dua warna setiap tahunnya. Cincin yang lebih tipis disebut floem dan cincin yang lebih lebar disebut xilem. Cincin yang lebih tipis menggambarkan tahun yang lebih dingin dan cincin yang lebih tebal menggambarkan tahun yang lebih hangat. Namun, pada zaman sekarang ini, hal tersebut tidak berlaku secara akurat.

            Di Indonesia ada dua musim utama yang terbentuk yaitu musim penghujan yang disebabkan oleh angin muson barat dan musim kemarau yang disebabkan oleh angin muson timur. Musim penghujan yang terdapat di wilayah Sumatera dan Kalimantan relatif lebih lama jika dibandingkan dengan musim penghujan yang ada di wilayah Nusa Tenggara. Dengan demikian musim kemarau di Sumatera dan Kalimantan dapat terjadi hanya beberapa bulan saja, tetapi di Nusa Tenggara bisa berlangsung lebih dari setengah tahun. Di wilayah Sumatera, musim penghujan hampir berlangsung sepanjang tahun dan hanya ada dua hingga tiga bulan musim kemarau. Hal tersebut berbeda dengan di wilayah Jawa dan Nusa Tenggara, di mana musim kemarau berlangsung lebih lama daripada musim penghujan.

            Atas dasar tersebut, kita dapat menemukan salah satu faktor yang menguatkan bahwa lingkaran tahun batang tidak akurat untuk menentukan usia suatu tumbuhan. Suatu pohon yang ditanam di Pulau Sumatera akan memiliki lingkaran tahun batang yang relatif lebih banyak daripada suatu pohon yang ditanam di Nusa Tenggara dengan tempo waktu yang sama, walaupun cara penanamannya sama dan dirawat dengan cara yang sama pula. Dengan demikian, lingkaran tahun batang tidak akurat untuk menentukan usia suatu tanaman, karena dengan ditanam di wilayah yang berbeda, jumlahnya akan berbeda pula.

            Faktor lain yang sangat kuat pengaruhnya terhadap pembentukan lingkaran tahun batang pada suatu tumbuhan adalah tanah tempat tumbuhan tersebut berdiri. Suatu pohon yang ditanam di atas tanah yang sangat subur pasti akan memiliki lingkaran tahun batang yang relatif lebih banyak daripada suatu pohon yang ditanam di atas tanah yang gersang. Sekarang, kita menemukan lagi salah satu faktor yang menunjukkan bahwa lingkaran tahun batang tidak akurat untuk menentukan usia suatu tumbuhan.

            Perubahan iklim dan cuaca di Indonesia semakin kacau dan tidak dapat diprediksi. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ada 5 fenomena utama yang memperngaruhi perubahan iklim di Indonesia. Kelima fenomena tersebut yaitu El Nino dan La Nina, dipole mode,sirkulasi monsun Asia -- Australia, daerah pertemuan angin antar tropis (ITCZ), serta suhu permukaan laut di wilayah Indonesia. Pada tahun 2016, 67,5% wilayah di Indonesia mengalami kemajuan pada awal musim  hujan jika dibadingkan terhadap rata -- rata awal musim hujan selama 30 tahun yaitu tahun 1980 sampai dengan tahun 2010, sedangkan 9,6% mundur terhadap rata -- rata dan sisanya, yaitu 19,3% sama terhadap rata -- rata. Pada tahun 2017, 39,2% wilayah di Indonesia diprediksi mundur awal musim hujannya jika dibandingkan dengan rata -- rata, sedangkan 22,5% maju terhadap rata -- rata serta 38,3% sama terhadap rata -- rata. Hanya dalam waktu satu tahun sudah terjadi perubaha yang begitu drastis dan sangat signifikan pada iklim kita ini.

            Bagaimana? Sangat mengejutkan iklim kita ini sekarang. Kemajuan dan kemunduran sangatlah kacau dan tidak dapat diprediksi. Hal itu menyebabkan kekacauan pada terbentuknya lingkaran tahun batang pula. Lingkaran tahun batang yang biasaya dapat terbentuk dua cincin, yaitu cincin tebal dan cincin tipis setiap tahunnya sekarang dapat membentuk lebih dari dua cincin tiap tahunnya, ataupun bahkan kurang dari dua cincin. Seperti dengan cuaca sekarang yang tidak dapat diprediksi, lingkaran atau cincin yang terbentuk pada batang juga tidak dapat diprediksi. Dengan demikian, sudah tidak akurat jika kita menentukan usia suatu tumbuhan atau pohon dengan melihat banyaknya lingkaran tahun yang terdapat pada batang pohon tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun