Mohon tunggu...
Geofakta Razali
Geofakta Razali Mohon Tunggu... Dosen - Nata Academy

Pemerhati Postmodernisme dan Komunikasi Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Modern dengan Agama Sebagai Religious Popular Culture untuk Lingkungan yang Makmur

18 Juli 2022   18:04 Diperbarui: 18 Juli 2022   18:08 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa kalangan menyakini bahwa agama telah dikapitalisasi untuk kepentingan ekonomi. Sementara kalangan lainnya, berasumsi bahwa agama yang berhasil menaklukkan sistem kapitalisme. Bagaimana pendapat anda dengan 2 pandangan berbeda ini? Bagaimana anda memahami religious popular culture dalam konteks ini?

Religious popular culture hanya dimungkinkan terjadi karena berkembangnya pikiran manusia seiring dengan teknologi dan globalisasi. Proses ini berperan terhadap alat kapitalisme dalam mendistribusikan nilai kebebasan dan merai keuntungan sesuia dengan potensi yang dimiliki. Menurut saya, asumsi bahwa agama telah dikapitalisasi, ataupun agama berhasil menaklukkan sistem kapitalisme hanya merupakan sebuah dampak dari globalisasi. Berbagai macam aspek kehidupan mengalami re-defenisi atau bahkan diferensiasi yang semakin tajam. Sesungguhnya pada masyarakat kita, agama Islam khususnya disambut dengan sangat baik yang nilainya seharusnya dapat berdampingan dengan budaya. Sehingga kapitalisme dan puplar culture masih mau merepresentasikan moralitas dan nilai yang dipandu oleh agama.

 Bagaimana konsep agama lokal dalam menjaga ekosistem alam?

Agama lokal memiliki sistem dan sumber nilai spiritual bagi masyarakat pendukungnya. Faktor ini menjadi salah satu strategi untuk melihat bagaimana pandangan masyarakat lokal tentang lingkungan hidup dengan mengusung konsep keseluruhan isi alam dengan mempertimbangkan hubungan antara manusia dengan manusia, bahkan manusia dengan non manusia. Manusia yang cenderung antroposentris memerlukan agama untuk mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan kualitas hidup dalam menmgembangkan diri untuk berbuat baik, terutama sesame lingkungan hidup. Agama lokal dengan nilai pribumi yang kuat, mensyaraktakn kepemilikan lingkungan yang mencakup nilai insani untuk menghindarkan pengrusakan lingkungan dan memelihara kelestarian generasi. Untuk itu, agama dan lingkungan hidup memiliki hubungan yang sistemik dan merupakan sebuah kesatuan yang saling membutuhkan satu sama lain untuk saling memakmurkan lingkungan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun