Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dan bahkan juga terbesar keempat di dunia. Peletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961. Proses pembangunannya berlangsung lama dan baru selesai tujuh belas tahun kemudian.
Masjid yang terletak tidak jauh dari Monumen Nasional ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. Oleh karena itu, tanggal 22 Februari kemudian ditetapkan sebagai hari ulang tahun (milad) Masjid Istiqlal.
Bertepatan dengan perayaan tersebut tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, dengan dikoordinasi oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya akan menyelenggarakan program berjudul “Merayakan Milad Istiqlal” pada tanggal 22–28 Februari 2017. Merayakan Milad Istiqlal merupakan bagian dari Festival Istiqlal yang diselenggarakan dalam bentuk pameran berbagai karya seni yang bertema Islam dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.
Festival Istiqlal sudah pernah diadakan sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1991 dan 1992. Setelah itu, festival ini bisa dibilang mati suri. Padahal pada penyelenggaraan sebelumnya, festival yang terbuka untuk publik ini mengukir kesuksesan sebagai peristiwa kebudayaan dan kesenian Islam dengan jumlah pengunjung terbesar. Festival Istiqlal I dikunjungi oleh tujuh juta orang sedangkan Festival Istiqlal II mencatat rekor pengunjung sebesar sebelas juta orang.
![Perangko yang dikeluarkan PT Pos Indonesia dalam rangka Festival Istiqlal tahun 1991. (sumber foto: masterphila.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/10/masterphila-com-1991-589d70e85dafbddf061e7e2e.jpg?t=o&v=770)
Beberapa kelompok pecinta alam akan turun tangan membuat masjid yang telah berusia 39 tahun itu menjadi lebih cerah dan lebih bersih. Menurut panitia acara, diperkirakan akan ada sekitar 200 orang pecinta alam baik dari Jakarta maupun provinsi lainnya, termasuk lintas agama yang siap berpartisipasi dalam acara pembersihan Masjid Istiqlal ini.
Sasaran utama pembersihan adalah bagian-bagian masjid yang sulit dijangkau oleh petugas kebersihan sehari-hari seperti sisi luar dan dalam menara (antena, dinding, atap, lubang angin, dan lain-lain). Kisi-kisi yang berbahan stainless steel di koridor pelataran masjid juga tak luput dari aksi bersih-bersih.
![Senam bersama oleh para peserta aksi pembersihan Masjid Istiqlal bersama Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, pada Jumat, 10 Februari 2017. (foto koleksi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/10/whatsapp-image-2017-02-10-at-09-41-55-589d73e08d7e61391a2be7f9.jpeg?t=o&v=770)
Tak hanya itu, kebhinnekaan telah menjadi jati diri bagi Masjid Istiqlal. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, pria Batak kelahiran Dolok Sanggul, Sumatera Utara yang berkeyakinan Kristen-Protestan. Pada tahun 1955, Presiden Soekarno mengadakan sayembara membuat desain maket Masjid Istiqlal. Sebanyak 22 dari 30 arsitek lolos persyaratan. Desain karya Silaban yang bersandi “Ketuhanan” terpilih oleh juri sebagai pemenang.
Dewan juri sayembara diketuai oleh Presiden Soekarno dan beranggotakan tokoh-tokoh Muslim yaitu Ir. Rosseno Soerjohadikoesomo, Ir. Djoanda Kartawidjaja, Ir. Suwardi, Ir. Ukar Bratakusumah, Rd. Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim Amrullah, H. Aboebakar Atjeh serta Oemar Husein Amin. Meskipun desain pemenang sayembara adalah bukan karya seorang Muslim, namun hal itu tidak lantas menjadi kehebohan bagi umat Islam di Indonesia saat itu. Tidak ada hal yang perlu untuk dipermasalahkan.
![Peresmian Masjid Istiqlal oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tien pada 22 Februari 1978. (sumber foto: kompas.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/10/kompas-com-peresmian-jpg-589d748d9a93736f077dc5f1.jpg?t=o&v=770)