Satu minggu lagi yaitu pada tanggal 31 Maret 2017, malam final Puteri Indonesia 2017 akan digelar. Salah satu dari tiga puluh tujuh wanita cantik dan pintar yang mewakili tiga puluh empat provinsi di Indonesia akan dinobatkan menjadi Puteri Indonesia yang siap bertugas setahun ke depan. Kezia Warouw dari Sulawesi Utara yang telah menjabat sebagai Puteri Indonesia 2016 sejak tanggal 19 Februari tahun lalu akan memahkotai penerusnya pada malam tersebut.
Masa karantina Puteri Indonesia 2017 sudah dimulai sejak awal pekan ini. Selain di Jakarta, sesi karantina juga berlangsung di Bali. Para finalis mendapatkan pembekalan dari para ahli dalam sejumlah bidang, mulai dari beauty class, table manner, tata busana, pariwisata, budaya hingga terkait anti korupsi dan anti narkoba. Pembekalan tersebut diharapkan semakin menambah wawasan dan memperkuat kepribadian para finalis.
Selain mengikuti pembekalan berupa seminar, para finalis dilatih koreografi tari untuk ditampilkan sebagai bagian dari pertunjukan di malam final. Mereka juga berkesempatan terlibat dalam fashion show dan beberapa sesi pemotretan. Hal ini penting agar mereka punya kepercayaan diri yang tinggi untuk tampil di depan publik dan media massa.
Berbicara mengenai keikutsertaan Indonesia di kontes kecantikan internasional, dapat dikatakan bahwa ada ekspektasi yang tinggi pada pemilihan Puteri Indonesia 2017. Hal itu karena publik Indonesia mengharapkan agar pemenang yang terpilih di tahun ini dapat meneruskan dan bahkan melebihi prestasi yang telah dicetak di tahun sebelumnya. Standar seorang Puteri Indonesia dan runner-up yang akan dikirim ke ajang internasional mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Para perwakilan Indonesia memang sedang menapaki sukses yang luar biasa di beauty pageant tingkat dunia. Di ajang Miss Universe yang disebut-sebut sebagai kontes kecantikan paling prestisius dan glamor sejagad, perwakilan Indonesia berhasil placed ke babak semifinal (Top 15 atau Top 16) selama empat tahun berturut-turut sejak tahun 2013 yaitu Whulandary Herman, Elvira Devinamira, Anindya Kusuma Putrid an Kezia Warouw. Prestasi itu tercipta setelah Indonesia menunggu selama tujuh tahun setelah Artika Sari Devi masuk ke semifinal pada Miss Universe 2005. Pencapaian ini luar biasa karena tidak banyak negara lain yang berhasil merengkuh konsistensi seperti itu.
Prestasi yang dicetak oleh Kezia, Felicia dan Intan itu bertambah lengkap karena Ariska Putri Pertiwi dari Sumatera Utara yang menjadi peringkat keempat pada Putri Indonesia tahun 2016 sukses menorehkan rekor sebagai perempuan pertama dari Indonesia yang dimahkotai Miss Grand Internasional. Pada kompetisi yang dilaksanakan di Las Vegas, Amerika Serikat pada 25 Oktober 2016 lalu, Ariska mengungguli kontestan lain dari 76 negara dan sekaligus membawa pulang penghargaan Best National Costume untuk pakaian kain tapis dan mahkota siger khas Lampung yang dikenakannya.
Kontes Puteri Indonesia tahun ini diikuti oleh para perempuan dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa hingga model professional. Beberapa dari mereka sudah punya prestasi di ajang kecantikan dan modelling tingkat internasional. Banyak juga kontestan yang datang dengan bekal prestasi akademik yang mentereng dan pengalaman berorganisasi di tingkat daerah maupun nasional. Bahkan juga ada finalis yang berprofesi sebagai atlet, artis sinetron dan presenter acara TV. Keberagaman latar belakang ini membuat masing-masing finalis punya kelebihan tersendiri yang membuatnya layak dianugerahi mahkota.
Persaingan di Puteri Indonesia tahun 2017 yang semakin ketat sangat sesuai untuk memenuhi ekspektasi publik yang tinggi. Semoga saja akan terpilih Puteri Indonesia yang tak hanya cantik dan pintar namun juga punya kepribadian yang menarik. Dengan demikian, prestasi yang dicapai Indonesia di ajang kontes kecantikan tingkat dunia dapat semakin baik dari tahun lalu. Patut kita nantikan siapa perempuan terpilih yang akan mengenakan mahkota dan melambaikan tangan dengan senyum merekah di tanggal 31 Maret nanti.