Di tengah euforia raihan dua gelar juara oleh Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon di Tiongkok dan Hong Kong. Beberapa hari terakhir ini banyak pecinta bulutangkis Indonesia dikagetkan dengan viralnya video dua pemain bulutangkis eks Penghuni Pelatihan Nasional (Pelatnas) PBSI.
Pemain tunggal putra bernama Muhammad Bayu Pangisthu dan pemain ganda putra bernama Kenas Adi Haryanto, mengunggah video di akun Youtube mereka untuk menyoroti isu perundungan (bullying) yang dilakukan oleh warganet kepada sejumlah atlet bulutangkis Indonesia.Â
Selain itu, mereka juga sekaligus mencurahkan isi hati atau yang populer disebut dengan istilah curhat tentang bagaimana mereka sendiri telah menjadi korban perundungan saat dulu masih turun berkompetisi dengan status sebagai pemain pelatnas.
Bayu dan Kenas mengalami degradasi dari pelatnas PBSI dan dipulangkan ke klub pada akhir tahun 2017 dengan alasan karena tidak berhasil mencapai prestasi yang ditargetkan. Kini mereka masih bermain di sejumlah kompetisi baik di dalam maupun luar negeri dengan membawa bendera klub.
Video-video curhat tersebut mendadak viral dan telah ditonton oleh puluhan ribu orang. Para pecinta bulutangkis menaruh perhatian pada video itu karena ternyata banyak dari mereka yang selama ini juga gusar dengan makin meningkatnya perundungan pada atlet bulutangkis Indonesia.Â
Mereka melayangkan komentar yang mendukung Bayu dan Kenas dalam mengangkat kasus ini agar menjadi perhatian khalayak yang lebih luas.
Bila dicermati, memang perundungan pada pemain bulutangkis itu semakin hari semakin mengkhawatirkan. Kita bisa dengan mudah melihatnya di kolom komentar akun-akun media sosial pribadi para pemain atau fan base bulutangkis berskala besar di Indonesia seperti Badmintalk, BulutangkisRI, dan lain-lain.
Warganet tega menghujat dengan kata-kata yang kasar ketika pemain kalah. Bermunculan komentar tentang strategi dan gaya permainan yang salah, seolah-olah 'netizen yang maha benar' adalah ahli bulutangkis nomor wahid.Â
Terkadang mereka menambahkan dengan body shaming menyangkut berat badan si pemain.
Padahal harusnya pendukung bulutangkis itu memberi motivasi untuk bangkit saat si pemain menderita kekalahan, alih-alih semakin menjatuhkannya.