Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Animal Pop" yang Tak Kalah Heboh dari K-Pop

28 April 2018   23:30 Diperbarui: 29 April 2018   17:35 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empat orang laki-laki dan tiga orang perempuan menampilkan kebolehan mereka dance dengan diiringi musik yang dinamis. Gerakannya sangat atraktif dan menghibur. Pada beberapa bagian, mereka menyelipkan aksi-aksi jenaka yang penuh kejutan.

Jika kalian mengira kita sedang mendeskripsikan penampilan grup K-pop dari Korea yang digandrungi anak remaja di berbagai belahan dunia itu, maka kalian salah. Kelompok itu adalah Animal Pop Family (APF) dari Indonesia. Mereka ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk mewakili Indonesia pada International Folk Festival (IFF) 2018 di Bangkok, Thailand pada tanggal 20-26 April 2018 lalu.

Jecko Siompo (paling kanan) menjelaskan konsep dan makna penampilan APF. Foto: Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Jecko Siompo (paling kanan) menjelaskan konsep dan makna penampilan APF. Foto: Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Animal Pop Family adalah kelompok yang dibentuk dan dipimpin oleh Jecko Siompo. Ia adalah seorang seniman yang menekuni bidang seni pertunjukan, khususnya tari. Lahir di Jayapura pada 4 April 1975, Jecko menimba ilmu di Institut Kesenian Jakarta dan kemudian berpartisipasi pada acara-acara kebudayaan di berbagai negara. Ia disebut-sebut sebagai seniman tari dari Papua yang paling berpengalaman saat ini. Nama Animal Pop dipilih karena gerakan tarinya terinspirasi oleh gerakan alamiah binatang endemik Papua yaitu Burung Cenderawasih dan Kanguru.

Karya koreografinya yang diberi judul "In Front of Papua" adalah salah satu yang paling terkenal. Karya ini juga yang dipilih untuk ditampilkan oleh APF di Bangkok pada IFF 2018. Tarian yang memadukan gerakan dance kontemporer seperti hip-hop dan break dance dengan gerakan tari tradisional suku-suku di Papua dan beberapa gerakan unik khas kanguru ini menjadi daya tarik tersendiri bagi publik Bangkok.

Penampilan APF yang sangat atraktif. Foto: Panitia IFF 2018.
Penampilan APF yang sangat atraktif. Foto: Panitia IFF 2018.
Dalam dua kali pementasan di Ratchadamnoen Hall dan Bangkok National Theatre, tepuk tangan dari para penonton bergemuruh mengapresiasi penampilan apik yang ditunjukkan oleh APF. Selain karena mereka sangat terhibur dengan aksi APF, mayoritas dari mereka juga mengaku kaget dengan penampilan perwakilan Indonesia di IFF 2018 ini.

Bagi masyarakat Thailand dan Bangkok pada khususnya, mereka cukup mengetahui bahwa Indonesia punya budaya yang sangat beragam dari Aceh hingga Papua. Namun hanya sebagian kecil dari mereka yang pernah datang ke Papua atau menyaksikan pertunjukan tari tradisional dari Papua. Di samping itu, baru kali ini mereka menonton langsung suatu karya pop yang merupakan fusion dari etnik Papua dan kontemporer Barat.

Pemilihan APF oleh Kemdikbud untuk mewakili Indonesia pada IFF 2018 bukan tanpa alasan. Dalam beberapa festival atau acara kebudayaan lain yang diselenggarakan di Thailand pada tahun-tahun sebelumnya, Indonesia pernah diwakili oleh kelompok seni budaya dari Jawa, Bali, Kalimantan dan Sumatera.

Tahun ini, giliran Papua yang ditampilkan. Dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya yang rutin berpartisipasi pada acara ini, Indonesia memang punya keunggulan karena adanya perbedaan budaya di tiap tahunnya.

APF berfoto bersama Darunee Thamapodol (Direktur Kerjasama Internasional Kementerian Kebudayaan Thailand) dan Duta Besar RI untuk Thailand setelah selesai pertunjukan. Foto: Direktorat Jenderal Kebudayaan.
APF berfoto bersama Darunee Thamapodol (Direktur Kerjasama Internasional Kementerian Kebudayaan Thailand) dan Duta Besar RI untuk Thailand setelah selesai pertunjukan. Foto: Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Sebelumnya pada tahun 2016, APF juga pernah ditunjuk oleh Kemdikbud untuk tampil pada ASEAN-Russia Culture Festival di Sochi yang dilaksanakan bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Russia. Sambutan dari penonton pada saat itu sangat heboh. Bisa dibilang APF selalu punya cara menghibur penonton, baik di panggung outdoor ataupun di gedung pertunjukan.

Eksistensi APF yang malang melintang di berbagai festival internasional ini juga berlanjut di ranah domestik. APF memiki Animal Pop Dance Class yang secara reguler memberikan pelatihan bagi anak-anak muda. Latihan biasa dilakukan di kompleks Taman Ismail Marzuki pada jadwal tertentu. Pesertanya beragam mulai dari siswa SD hingga mahasiswa.

APF diharapkan dapat semakin mewarnai dunia seni budaya di Indonesia. Mereka juga punya peran dalam melestarikan tarian tradisional dari Papua, dengan cara yang unik dan kontemporer. Kontribusi mereka tersebut tidak hanya bermanfaat bagi kebudayaan Papua, namun juga kebudayaan Indonesia yang sejak dulu dan hingga kapan pun selalu dikenal akan keberagamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun