Ajang olahraga multicabang se-Asia, Asian Games ke-18 akan dimulai pada tanggal 18 Agustus 2018. Itu artinya, Indonesia sebagai tuan rumah tinggal memiliki waktu sekitar 14 bulan lagi untuk melakukan persiapan. Berbagai langkah telah dilakukan sejak dua tahun terakhir oleh pemerintah Indonesia, khususnya Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) agar hajatan tingkat internasional itu dapat terselenggara dengan sukses.
Salah satu persiapan yang serius dilaksanakan adalah renovasi Kompleks Gelanggang Olahraga Bung Karno (GBK) yang akan menjadi pusat kegiatan pada Asian Games 2018 nanti. Stadion Utama GBK akan menjadi venue untuk pementasan upacara pembukaan dan penutupan. Selain itu, kompleks yang terletak di daerah Senayan, Jakarta Pusat ini terdiri dari sejumlah arena olahraga seperti Istana Olahraga (Istora), Stadion Akuatik, Stadion Madya, Stadion Tenis Indoor, Stadion Tenis Outdoor, Stadion Softball/Baseball, Lapangan Panahan, dan lain-lain.
Renovasi yang dilakukan pada Kompleks GBK dapat dikatakan sebagai proyek yang besar. Hal itu karena sarana pertandingan di kompleks yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1962 itu rata-rata telah usang dan ketinggalan zaman. Beberapa diantaranya sudah tidak memenuhi standar internasional yang berlaku untuk kelayakan suatu arena pertandingan selevel Asian Games. Di samping itu, Kompleks GBK juga butuh peremajaan agar tata ruangnya lebih rapi dan fasilitasnya menerapkan teknologi yang kekinian.
Dengan nominal anggaran sebesar itu, banyak orang yang ingin tahu bagaimana proses renovasi berjalan dan seperti apa bentuk Kompleks GBK nantinya. Hal itu wajar karena pembiayaannya berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang sumbernya dari pajak yang rutin dibayarkan oleh masyarakat. Dengan ikut mengetahui proses renovasinya, maka masyarakat turut terlibat mengawal uang negara yang dikucurkan di proyek ini.
Sayangnya, masyarakat tak bisa leluasa melihat dari dekat bagaimana pembangunan sarana dan prasarana itu berlangsung. Dengan alasan keamanan/keselamatan dan supaya tidak mengganggu pekerjaan yang dilakukan, akses masyarakat umum ke arena-arena olahraga di Kompleks GBK ditutup semenjak renovasi dimulai. Jangankan masuk ke dalamnya, untuk berada di jarak 2 meter dari pintu masuk bangunan pun tak bisa. Hanya pekerja dan orang-orang dengan tanda pengenal khusus yang bisa menjangkau kawasan renovasi bangunan di Kompleks GBK.
Untungnya, saat ini masyarakat terbantu dengan adanya media sosial bernama Instagram. Platform untuk berbagi foto dan video singkat ini bisa menjadi sarana untuk menengok proses renovasi Kompleks GBK. Masyarakat bisa melihat transformasi yang ditempuh oleh bangunan-bangunan yang sudah termasuk kategori cagar budaya itu untuk menjadi arena pertandingan yang megah dan tak kalah dengan yang dipakai untuk ajang Olimpiade.
Untuk bisa mendapat update tentang renovasi Kompleks GBK, kita cukup mengikuti atau berkunjung ke sejumlah akun Instagram yang secara rutin mengunggah foto-foto dari kompleks yang telah menjadi ikon bagi Provinsi DKI Jakarta itu, diantaranya:
- @kemenpupr (akun resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) https://www.instagram.com/kemenpupr/?hl=en
- @vegit_hughes https://www.instagram.com/vegit_hughes/
- @jagadnegoro2002 https://www.instagram.com/jagadnegoro2002/
- @bsmnars https://www.instagram.com/bsmnars/
- @ronirosaji https://www.instagram.com/ronirosaji/
- @chrizfehn https://www.instagram.com/chrizfehn/
Dengan itu, kita dapat mengetahui bagaimana Stadion Utama GBK perlahan tapi pasti menyerupai stadion yang kemegahannya tidak kalah dengan stadion-stadion di Eropa. Istora Senayan yang selalu dipakai untuk lokasi pertandingan bulutangkis pun lebih kinclong karena dicat ulang dan dirombak susunan kursi penontonnya. Renovasi besar juga terjadi di Stadion Akuatik yang nantinya akan jadi arena pertandingan cabang olahraga renang, polo air dan loncat indah. Stadion Akuatik yang sebelumnya tanpa atap sekarang akan dipercantik dengan model arsitektur atap yang modern dan unik karena belum ada di negara lain.