Beberapa hari yang lalu, ajang kejuaraan dunia motocross atau yang lebih dikenal sebagai MXGP baru saja selesai diselenggarakan di Pangkal Pinang, Bangka Belitung. MXGP adalah balapan yang digelar di permukaan tanah yang berbatu dan berlumpur serta terdiri dari rintangan dan gundukan buatan. Indonesia masuk menjadi salah satu dari 16 negara tuan rumah di musim balapan MXGP tahun 2017. Sebelumnya, Indonesia terakhir kali mengadakan MXGP pada tahun 1997 di Bandung, Jawa Barat.
Terlepas dari adanya permasalahan dengan hujan deras yang turun hingga membuat sirkuit di kompleks gelanggang olahraga Sahabudin menjadi rusak dan mengganggu kelancaran balapan, Indonesia secara umum dinilai sukses menghelat MXGP Pangkal Pinang tahun ini. Para kroser dan panitia perlombaan dari Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM) memuji keberhasilan Indonesia dalam mengatur kebutuhan-kebutuhan teknis dan menyediakan hospitality yang baikkepada semua peserta.
Menjadi tuan rumah ajang sebesar MXGP yang telah berlangsung sejak tahun 1957 tentu memberikan keuntungan bagi Indonesia. Selain mengangkat nama Indonesia di percaturan olahraga motorsport dunia, MXGP Pangkal Pinang sebagai ajang sport tourism juga memberi dampak positif di bidang pariwisata. Tak heran bila balapan yang turut mempertandingkan kelas untuk kroses perempuan ini didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama dengan Kementerian Pariwisata.
Sport tourism adalah suatu istilah yang merujuk pada penyelenggaraan ajang olahraga yang memiliki dimensi pariwisata. Melalui acara-acara olahraga bergengsi yang menyedot perhatian massa secara luas, tuan rumah memiliki kesempatan untuk ikut mempromosikan destinasi wisata yang menjadi lokasi penyelenggaraan. Promosi tidak hanya menyasar ke penonton yang datang sebagai wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, namun juga lewat publikasi berupa siaran langsung atau pemberitaan di media cetak, media elektronik dan media sosial.
Dalam beberapa tahun terakhir, ajang berlabel sport tourism semakin banyak digelar di Indonesia, seiring dengan meningkatnya kesadaran pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mempromosikan potensi wisata melalui ajang olahraga bertaraf internasional. Selain untuk memperkenalkan nama daerah yang mungkin sebelumnya masih agak asing di telinga publik internasional, kesuksesan penyelenggaraan sport tourism juga dinilai berkontribusi menguatkan citra bahwa daerah tersebut aman untuk dikunjungi oleh wisatawan.
Satu hal yang menarik dari maraknya ajang sport tourism di Indonesia adalah keaktifan yang dilakukan oleh provinsi-provinsi di Sumatera. Seolah menjadi candu, mereka sangat getol menghadirkan kompetisi olahraga tingkat internasional di daerah masing-masing. Dibandingkan provinsi-provinsi di pulau-pulau besar lainnya di Indonesia seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Jawa, bisa dibilang ada lebih banyak jumlah kompetisi olahraga internasional yang rutin dihelat di Sumatera saat ini.
Perlombaan berlabel sport tourism ini dilaksanakan di lokasi-lokasi yang punya pemandangan eksotis atau budaya yang unik agar dapat sekaligus mempromosikannya sebagai destinasi wisata. Agar berjalan dengan sukses, pemerintah daerah tak segan-segan menggelontorkan dana dalam jumlah besar untuk menyediakan sarana dan prasarana pendukung dan mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri sebagai konsultan.
Berikut ini beberapa ajang sport tourism yang telah secara kontinu digelar di berbagai provinsi di Sumatera akhir-akhir ini:
Sumatera Barat
- Tour de Singkarak (sejak 2009). Ajang balap sepeda internasional ini sudah menjadi bagian dari kalender tahunan UCI Asia Tour setiap tahunnya. Rutenya dirancang melewati obyek-obyek pariwisata andalan Negeri Minangkabau seperti Bukittinggi, Ngarai Sianok, Danau Maninjau, dan tentunya Danau Singkarak yang menjadi nama balapan ini sendiri. Pada edisi tahun 2016, balapan ini diikuti oleh 110 pembalap dari 19 tim dan dimenangkan oleh Amir Kolahdouz yang memperkuat tim Pishgaman Cycling Team Iran.
- Festival Internasional Dragon Boat (sejak 2003). Adu cepat perahu naga ini tiap tahunnya dilaksanakan di Bantaran Banjir Kanal, GOR H Agus Salim, Padang. Pada tahun 2016, ajang ini berhasil menarik minat peserta dari negara-negara tetangga yaitu Singapura, Malaysia, Brunei dan Filipina.
Sumatera Selatan
- Sumatera Selatan khususnya Palembang telah menjadi tuan rumah banyak event olahraga tingkat dunia seperti SEA Games 2011, Islamic Solidarity Games 2013 dan sejumlah kejuaraan tingkat ASEAN maupun Asia. Tahun depan, Palembang mendampingi Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games dan sedang merencanakan pembangunan sirkuit untuk MotoGP di Jakabaring.
- International Musi Triboatton (sejak 2012). Ajang ini merupakan kombinasi tiga olahraga dayung, yakni arung jeram, kayak, dan perahu naga dengan tantangan yang bervariasi. Masing-masing tim melintasi Sungai Musi sepanjang 523 km di 4 Kabupaten dan 1 kota di Sumatera Selatan
Riau
- Tour de Siak (sejak 2013). Balap sepeda tingkat internasional ini mengajak peserta untuk melintasi jalanan Kota Siak termasuk melewati peninggalan sejarah Kerajaan Siak. Selain itu, rute etape lainnya didesain untuk mengekspos eksotisme perkebunan sawit kepada para pembalap yang datang dari berbagai negara. Tahun lalu, terdapat lima tim balap sepeda dari luar negeri yaitu Malaysia, Filipina, Vietnam, Taiwan dan Singapura yang ikut berpacu memperebutkan hadiah di lomba ini.