Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Indonesia Si Negeri Tropis Tampil Perdana di Asian Winter Games 2017

20 Februari 2017   15:53 Diperbarui: 21 Februari 2017   18:07 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para atlet Indonesia di Asian Winter Games 2017. (sumber foto: www.liputan6.com)

Tanggal 19 Februari 2017 menjadi tanggal yang bersejarah bagi dunia olahraga Indonesia. Pada tanggal tersebut, Indonesia secara resmi melakukan debut di ajang olahraga musim dingin, Asian Winter Games (AWG). Untuk kali pertama, kontingen Merah-Putih mengikuti parade bersama dengan 32 negara Asia lainnya dan 2 negara tamu (Australia dan Selandia Baru) pada upacara pembukaan AWG 2017 yang diselenggarakan di Sapporo, Jepang. Pemain hoki es, Jonathan Sudharta mendapat kehormatan sebagai pembawa bendera Indonesia di acara yang dihadiri oleh para kepala negara termasuk Kaisar Jepang, Naruhito.

Kontingen Indonesia yang dipimpin oleh Berdi Sabri sebagai Chef de Mission berkekuatan 34 orang atlet dengan rincian 29 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Selain itu, ada 20 orang official yang mendampingi para atlet. Jumlah anggota kontingen tersebut tergolong banyak untuk suatu negara yang baru melakukan debut. Indonesia akan berpartisipasi pada tiga cabang olahraga yaitu hoki es (23 orang), figure skating (4 orang) dan short speed track skating (7 orang).

Olahraga musim dingin merupakan hal yang baru bagi Indonesia yang beriklim tropis. Masyarakat kita secara umum tidak memiliki tradisi berolahraga es karena tidak pernah mengalami hidup di musim dingin. Tidak banyak orang Indonesia yang secara rutin dan serius menekuni olahraga seperti hoki es, ice skating, ski jumping, snowboarding, dll. Oleh karena itu, sangat dapat dipahami bila selama ini Indonesia tidak mengirimkan kontingen ke ajang multicabang seperti AWG atau Olimpiade Musim Dingin.

Debut Indonesia di AWG ini sendiri sudah merupakan hal yang luar biasa. Tidak ada target spesifik yang dicanangkan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) di AWG 2017. Atlet-atlet Indonesia tidak ada yang masuk dalam daftar unggulan dan semuanya akan bertanding dengan status underdog melawan negara-negara Asia yang sudah lebih berpengalaman di AWG seperti Jepang, Kazakhstan, Korea dan Tiongkok. Apabila berhasil tampil baik dan bahkan meraih medali, maka itu akan jadi prestasi yang sangat membanggakan.

Menpora Imam Nahrawi bersama tim hoki es Indonesia. (sumber foto: www.suaramerdeka.com)
Menpora Imam Nahrawi bersama tim hoki es Indonesia. (sumber foto: www.suaramerdeka.com)
Selain mendukung atlet-atlet Indonesia untuk tampil baik di AWG 2017, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan KOI perlu memikirkan langkah selanjutnya dari penampilan Negeri Zamrud Khatulistiwa di ajang olahraga musim dingin ini. Untuk aksi debut, memang wajar bila Indonesia baru sekedar tampil dan tidak dibebani target. Namun para pemangku kebijakan di bidang olahraga harus mulai merencanakan persiapan kontingen Indonesia di ajang serupa berikutnya.

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki tantangan yang lebih berat untuk mengembangkan olahraga musim dingin dibandingkan negara-negara di kawasan subtropis yang setiap tahunnya ‘kedatangan’ salju dan es. Namun itu bukan berarti Indonesia dan negara-negara tropis lainnya tidak punya peluang untuk berprestasi di ajang ini. Kuncinya adalah pada kemauan dan dukungan serius dari pemerintah.

Saat ini, semakin banyak negara-negara beriklim tropis yang berpartisipasi di turnamen olahraga musim dingin. Negara tetangga kita yaitu Filipina, Thailand dan Timor Leste bahkan sudah berhasil meloloskan atletnya di kualifikasi untuk tampil pada Olimpiade Musim Dingin tahun 2014 di Sochi, Rusia. Demikian juga Brazil, Venezuela dan negara-negara di Kepulauan Karibia dan Kepulauan Pasifik.

Sudah saatnya Indonesia menaruh perhatian lebih serius pada olahraga musim dingin. Meloloskan atlet untuk berlaga di Olimpiade Musim Dingin tahun 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan adalah sasaran yang harus dituju. Di samping itu, dua cabang olahraga musim dingin yaitu hoki es dan ice skating untuk pertama kalinya akan dipertandingkan di Southeast Asian (SEA) Games tahun 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Besar kemungkinan dua cabang olahraga ini akan jadi agenda rutin di ajang olahraga multicabang se-Asia Tenggara itu pada edisi-edisi berikutnya.

Setidaknya ada dua hal yang diusulkan untuk dapat ditindaklanjuti oleh Kemenpora dan KOI apabila akan mengembangkan olahraga musim dingin di Indonesia:

  1. Memperbanyak Arena Olahraga Musim Dingin Dalam Ruangan di Indonesia
    Hal pertama yang pemerintah kita harus lakukan adalah memopulerkan olahraga musim dingin di Indonesia. Banyak orang Indonesia, bahkan yang tinggal di perkotaan, yang masih asing dengan hoki es atau ice skating. Ketidaktahuan tersebut berpengaruh pada sedikitnya jumlah anak muda yang dapat dikembangkan menjadi atlet berprestasi di cabang olahraga musim dingin. Kondisi ini berbeda dengan sepakbola, bola basket, bola voli dan bulu tangkis yang sudah jadi olahraga populer bagi orang Indonesia.

    Pemerintah perlu memperbanyak arena olahraga musim dingin dalam ruangan di Indonesia agar semakin banyak masyarakat yang tahu dan kemudian tertarik menekuni olahraga musim dingin. Saat ini, arena tersebut sudah ada di Jakarta, Tangerang dan Bandung, yang dikelola oleh swasta. Ke depannya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat membangun arena tersebut di kota-kota besar lainnya seperti Medan, Surabaya, Balikpapan dan Makassar. Kota dengan populasi anak muda yang banyak seperti Yogyakarta dan Malang juga bisa dipertimbangkan sebagai lokasi karena olahraga musim dingin ini cenderung lebih digandrungi oleh pelajar dan mahasiswa.

    Arena untuk olahraga musim dingin tidak harus berdiri sendiri, tapi bisa diintegrasikan dengan gedung olahraga yang sudah ada atau bahkan di pusat perbelanjaan. Yang terpenting adalah kualitas dan spesifikasinya yang sesuai dengan standar internasional. Apabila dirasa akan membebani anggaran negara dan anggaran daerah, maka pembangunan arena tersebut bisa bekerja sama dengan pihak swasta.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
    Lihat Olahraga Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun