Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kuliner Nusantara untuk Makan Malam Imlek

26 Januari 2017   23:29 Diperbarui: 26 Januari 2017   23:40 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makan malam Imlek (sumber: www.sanggayahidup.com)

Makan malam bersama adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh keluarga Tionghoa dalam menyambut Tahun Baru Imlek. Acara ini biasanya diikuti seluruh anggota keluarga termasuk mereka yang telah bekerja di daerah lain dan sengaja pulang ke rumahnya setiap momen istimewa setahun sekali ini. Selain di rumah orang tua atau yang dituakan, makan malam bersama ini juga sering dilangsungkan di restoran yang telah dipilih dan direservasi sejak jauh-jauh hari sebelumnya.

Ketika berkumpul pada saat makan bersama, seluruh anggota keluarga akan saling bercerita tentang hal-hal menarik yang dialami selama setahun belakangan dan harapan-harapan untuk tahun yang akan datang. Makan malam Imlek ini juga bermakna sebagai wujud kebersamaan dan keutuhan. Dalam pandangan keluarga Tionghoa, makan adalah sumbu hidup. Oleh karena itu, makan bersama adalah ungkapan mensyukuri kehidupan secara bersama-sama.

Hidangan yang disajikan pada saat makan malam Imlek biasanya merupakan Chinese food dan memiliki makna filosofis tertentu. Seperti yang dikatakan oleh William Wongso yang merupakan pakar kuliner ternama di Tanah Air, menu ketika makan malam Imlek terdiri dari berbagai unsur, dari yang berenang, yang di darat berkaki empat, dan berkaki dua. Menu makanan yang terkenal diantaranya adalah Eight Treasure Soup, Yu Sheng, Ngo Hiong, Siu Mie, Kuo Tie, Kue Keranjang, dan lain-lain. Beberapa dari menu tersebut bahkan hanya muncul ketika momen perayaan Tahun Baru Imlek saja.

Kebanyakan masyarakat Indonesia selama ini berpandangan bahwa hidangan makan malam Imlek pasti merupakan Chinese food saja. Sedikit yang tahu bahwa kuliner nusantara yang khas dari berbagai daerah di Indonesia juga menjadi bagian dari menu makan malam Imlek oleh keluarga Tionghoa. Untuk mencari tahu lebih lanjut tentang hal ini, penulis mewawancarai beberapa teman yang berasal dari keluarga Tionghoa dan masih rutin melaksanakan tradisi makan malam bersama setiap perayaan Imlek. Berikut ini adalah beberapa hal menarik yang diungkapkan oleh mereka.

Tidak bisa lepas dari kenikmatan pedas khas Indonesia

Sebagai orang Indonesia, lidah mereka sudah terbiasa dengan makanan yang memiliki cita rasa pedas khas Indonesia. Oleh karena itu, aneka sambal tetap harus hadir di meja makan. Seperti pernyataan Hebi yang selalu memasukkan sambal terasi atau sambal bawang untuk melengkapi hidangan makan malam Imleknya.

Selain itu, menu ayam, daging sapi, daging babi atau ikan juga dimasak dengan bumbu dari rempah-rempah nusantara yang menghasilkan sensasi pedas. Contohnya adalah Angga yang masih ingat Ayam Sambal Ijo sebagai salah satu menu favorit dalam makan malam Imlek bersama keluarganya tahun lalu. Jenis-jenis masakan pedas lainnya yang banyak dipilih oleh keluarga Tionghoa adalah masak rica-rica, masak saus padang, masak kuah kuning, sambal dabu-dabu, dan sambal roa.

Aneka Sambal Indonesia (sumber: www.food.culturenesia.com).
Aneka Sambal Indonesia (sumber: www.food.culturenesia.com).
Kuliner nusantara dengan filosofi yang serupa

Orang Tionghoa sangat memperhatikan makna filosofis dari suatu makanan. Pemilihan menu yang tepat bertujuan agar hidangan yang disantap dalam tradisi Imlek ini bisa membawa keberkahan untuk mereka di tahun yang akan datang. Misalnya Kue Keranjang yang melambangkan kemakmuran dan buah jeruk yang dipercaya menjadi simbol keberuntungan. Ada juga yang mengatakan bahwa sajian bebek mengandung arti terkait kesetiaan dan ketaatan.

Beberapa makanan tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia ternyata mengandung makna filosofis yang serupa. Hal ini yang membuat beberapa keluarga Tionghoa juga memasukkan kuliner nusantara yang punya arti khusus ke dalam menu makan malam Imlek mereka. Tumpeng Nasi Kuning yang berbentuk menyerupai ‘gunung emas’ sehingga bermakna kekayaan, kemakmuran serta moral yang luhur adalah salah satu menu yang disajikan dalam makan malam Imlek di keluarga Alvine. Pria asal Madiun ini mengatakan bahwa komparasi menu nusantara dengan menu Chinese food pada makan malam Imlek keluarganya adalah sekitar 30%-70%. Kuliner khas Jawa merupakan salah satu bagian di dalamnya.

Mie diyakini sebagai simbol dari umur panjang, kebahagiaan, dan rezeki yang berlimpah, Tak heran apabila mie seolah menjadi menu makanan wajib ketika Imlek tiba. Selain masakan mie ala Chinese food, beberapa keluarga Tionghoa menyajikan hidangan mie khas lokal seperti Bakmi Jawa, Mie Ongklok atau Mie Celor sebagai alternatif. Meskipun dimasak dengan cara dan bumbu yang berbeda, tapi filosofi dari mie tersebut tetap sama bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun