Semalam saya mimpi melihat orangutan.
Cintanya rontok dibabat zaman. Nyawanya
kelimpungan dihajar industri. Sekujur rona
matanya tidak lagi piawai menebar pesona.
Kemudian datang kaum oportunis. Wajah
mereka penuh dengan jembut. Hati
mereka sibuk menggalang dana membangun surga.
Sedikit pun tak peduli pada orangutan yang layu
sebelum disunat.
Bosan dengan ketidakbecusan sultan, kawan
saya yang pemberani bangkit memanggil mati:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!