Mohon tunggu...
Genta Perdana
Genta Perdana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Jakarta

menyukai teknologi, tertarik dalam dunia olahraga elektronik, dan mempunyai hobi bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Jurnalis dalam Peperangan

12 Juni 2023   23:09 Diperbarui: 13 Juni 2023   00:01 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Koresponden perang memungkinkan pertukaran informasi dari zona perang di seluruh dunia. Mereka memberikan masyarakat dunia laporan langsung tentang apa yang terjadi di beberapa tempat paling kejam di dunia, memungkinkan kita untuk lebih memahami dan menanggapi konflik tersebut. 

Pada awal invasi Rusia ke Ukraina dan utamanya sejak kedatangan pasukannya di ibu kota Kiev, media telah mengikuti peristiwa tersebut dengan cermat dan seksama terutama koresponden perang yang telah melaporkan apa saja yang sedang terjadi, bagaimana dan mengapa. Upaya para jurnalis yang mempertaruhkan nyawa untuk berada di garis depan ini jauh lebih penting dari sekadar hiburan. Apakah kita menyadari nilai dan tanggung jawab mereka dalam membagikan liputan tersebut ke mata dunia?

Dengan para jurnalis memberikan informasi ini, dapat digunakan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang, serta untuk mengungkap dan mengutuk ketidaksetaraan dan ketidakadilan sosial. Tanpa mereka, penduduk tidak akan memiliki pengetahuan tentang ketidakadilan, ketidakmanusiawian atau peristiwa tragis di mana mereka dapat membantu mereka yang kurang beruntung. Menjadi seorang jurnalis ketika perang melibatkan banyak tugas.  Wacana media dapat memengaruhi orang melalui isi berita utama dan bahkan memaksa pemerintah untuk terlibat dalam perang.

Bagi seorang jurnalis melaporkan perang merupakan hal yang sangat berbahaya. Risiko pengeboman yang tak terduga dan para tentara perang yang lebih mengutamakan memenangkan pertarungan daripada keamanan media semuanya menambah rentetan bahayanya menjadi seorang jurnalis koresponden perang. Ada begitu banyak hal yang membuat pemberitaan tentang perang menjadi berisiko. Contoh: selama operasi militer di Irak pada tahun 2003, beberapa pejabat mengkritik media Inggris, mengklaim bahwa mereka mendukung operasi propaganda Irak. 

Melaporkan dari zona perang sebagai jurnalis membutuhkan banyak keberanian dan perencanaan. Pekerjaan berbahaya ini membutuhkan pengetahuan menyeluruh tentang latar belakang politik, budaya, dan sejarah bangsa yang diberitakan. Jurnalis yang bekerja di zona perang memiliki kekuatan untuk memberikan informasi faktual kepada publik dan memperhatikan situasi. Mereka bertindak sebagai pengawas dan memastikan bahwa peristiwa tersebut tidak disembunyikan dari publik.

Tanpa laporan, orang tidak akan tahu apa yang terjadi di daerah yang dilanda perang dan masalah diam-diam akan memburuk. Berkat kerja jurnalis, dunia bisa belajar lebih banyak tentang kekerasan dan dampaknya terhadap penduduk setempat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun