Mohon tunggu...
GENTA ALI HAMZAH
GENTA ALI HAMZAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran

Dolce far Niente

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mie Yamien Ojat: Kesan Mendalam dari Penggemar Setia

22 Juni 2024   13:00 Diperbarui: 22 Juni 2024   13:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

              Masih banyak orang yang menyangka kalau mie yamien merupakan makanan khas yang berasal dari negeri tirai bambu, padahal mie yamien sebenarnya berasal dari Indonesia tepatnya dari Cirebon, Jawa Barat. Dikutip dari detikFood, mie yamien pertama kali diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Suwandi pada tahun 1950-an, yang menjualnya dengan cara berkeliling menggunakan sebuah gerobak. Seiring berjalannya waktu, mie yamien menjadi semakin populer dimana-mana, termasuk di Kota Bandung. Kini, gerobak dan kedai yang menjual mie yamien sudah merajalela di Bandung, bahkan ada juga kedai mie yamien yang bertema kekinian dengan banyak spot-spot untuk berfoto agar menarik perhatian para Gen Z. Tetapi kedai-kedai mie yamien yang kekinian biasanya hanya menjual tempat saja, untuk rasa bisa dibilang standar dan tidak ada yang spesial, justru mie yamien gerobakan yang biasanya memiliki keistimewaan sendiri, seperti mie yamien yang berada di salah satu jalan yang ada di Bandung yaitu Jalan Pagarsih.

              Di sekitar jalan ini memang cukup banyak yang menjual mie yamien, namun yang ramai didatangi pengunjung adalah sebuah gerobak mie yamien yang di depan gerobaknya terdapat tulisan “No. 171” dengan ditutup kain merah di sekelilingnya dan berada di sisi Jalan Pagarsih, di depan bangunan bernomor 171  yang dulunya adalah tempat praktik seorang dokter, mie yamien ini bernama Mie Yamien Bakso Pangsit Ajat. Lebih lengkapnya mengenai Mie Yamien Bakso Pangsit Ajat, saya mewawancarai seseorang yang sudah berlangganan sejak ia duduk di bangku kelas 2 SMA, yaitu ayah saya sendiri yang bernama Apit Haryadi (48 tahun). Karena jarak kami sekarang berjauhan, saya di Bandung dan Pak Apit di Purwakarta, maka wawancara pun terjadi melalui aplikasi Whatsapp.

              “Dulu, waktu papah SMA, si Ojat udah jualan. Sekitar tahun 1995-an lah,” ucapnya via aplikasi Whatsapp. Pak Apit dan teman-teman SMA nya memang sering kali makan dan berkumpul bersama teman-temannya di Mie Yamien Bakso Pangsit Ajat. Saking seringnya, mereka memiliki panggilan sayang tersendiri untuk penjualnya, yaitu “Ojat”. Sejak dahulu, Ojat konsisten berjualan menggunakan gerobak dan tidak pernah membuka kedai. “Dulu mah masih murah, seporsi cuma Rp 7,500. Kalau sekarang masih terbilang murah juga sih, Rp 18,000 udah dapet yamien, bakso, sama pangsit,” jawab Pak Apit saat ditanya mengenai perbedaan harga Mie Yamien Bakso Pangsit Ajat pada saat ia SMA dengan harga yang sekarang. Satu porsi mie yamien yang disajikan Ojat sudah termasuk dengan bakso dan juga pangsit ditambah potongan babat di atas mangkuknya.

              Saat ditanya mengenai apa yang membuat mie yamien buatan Mang Ojat berbeda dengan mie yamien yang lain, Pak Apit menjawab, “Enak aja ini mah, kuahnya pas, ga kentel, pake kaldu ayam. Kalau yang laen pake kaldu sapi, jadi agak kentel dan bau anyir,” memang kuah yang disajikan di Mie Yamien Ojat berbeda dengan yang lainnya. Selain itu, untuk rasa mie yamien kadang berubah-ubah tergantung siapa yang meracik bumbunya, namun untuk rasa dari kuahnya tetap konsisten dari dulu hingga sekarang, “Rasanya beda-beda tergantung yang ngebumbuin. Tapi kaldunya mah konsisten, ga macem-macem digurihin kayak penjual-penjual lain,” ucap Pak Apit mengenai rasa dari Mie Yamien Ojat, “Baksonya kecil-kecil kenyal, pangsitnya ada ebi. Jarang loh, rata-rata pangsit basah pake ayam udang full yang agak keblinger,” lanjutnya.

              “Justru si Ojat lebih murah daripada yang laen. Udah murah, enak. Yang laen yamien bisa Rp 20,000 atau Rp 25,000. Si Ojat mah paling mahal juga Rp 20,000,” jawabnya saat ditanya mengenai alasan ia sering mengajak orang-orang terdekatnya untuk makan mie yamien di sana, padahal masih banyak tempat mie yamien lain yang mungkin lebih murah. Tetapi memang. Setelah dipikir-pikir kembali Mie Yamien Ojat termasuk mie yamien yang bisa dibilang sangat murah, dengan satu porsi yang sudah mendapat banyak side dish, seperti bakso, pangsit, dan juga potongan babat sapi, apalagi rasa yamien yang disuguhkan juga enak dan tidak pernah berubah dari dulu. Saya tidak habis pikir, apakah Mang Ojat tidak rugi? Mengingat bahan baku yang sekarang harganya sedang naik dimana-mana.

              “Enak dan murah. Terus dulu mah sering ngomongin Persib kalo makan ke sana teh, jadi udah klop aja,” kenangnya saat ditanya alasan menjadikan Mie Yamien Ojat sebagai tempat makan mie yamien langganan. Pak Apit memang sering sekali makan di Mie Yamien Ojat, hingga saat ia menikah dan memiliki dua orang anak, ia selalu menyempatkan untuk membawa mereka ke sana. Saya jadi ingat saat pertama kali Pak Apit membawa saya untuk makan mie yamien ke sini. Saat itu saya masih berusia sekitar 4 tahun, dan memang pertama kali saat saya makan di sana, saya langsung jatuh cinta dengan rasa dari mie yamien dan kuah kaldunya. Mie-nya yang lurus dan bertekstur lembut, bakso yang kenyal dan pangsit yang isiannya lumer saat masuk mulut dicampur dengan kuah kaldu ayam yang gurih, membuat lidah ini seakan sedang dimanjakan. Hingga sekarang, setiap kali saya diajak makan mie yamien buatan Mang Ojat saya langsung bersemangat. Rasanya seperti pulang ke rumah setelah bepergian jarak jauh, kalau istilah Gen Z sih disebutnya comfort food.

              Hingga sekarang, Pak Apit tetap konsisten mengajak orang-orang terdekatnya untuk datang ke sana, ia seperti brand ambassador dari Mie Yamien Ojat. Terakhir kali saya diajak ke sana, Pak Apit dan Mang Ojat berbincang mengenai banyak hal seperti bernostalgia kembali pada saat Pak Apit masih duduk di bangku kelas 2 SMA dan sering berkumpul bersama teman-temannya sambil makan mie yamien buatan Mang Ojat. Mereka berbincang sangat akrab layaknya teman lama yang sedang reuni.

              Saat ini Mie Yamien Ojat masih ramai pengunjung. Bahkan Mang Ojat bercerita kalau saat hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah kemarin pun pengunjung masih ramai berdatangan, hingga dagangan pun habis di jam 12 siang, padahal biasanya tidak secepat itu. Tetapi memang di hari biasa pun Mie Yamien Ojat biasanya terjual dengan cepat, tetapi Idul Fitri kemarin berbeda dari biasanya. Bisa dikatakan Mie Yamien Ojat adalah salah satu mie yamien paling enak di Bandung. Namun sayang, meskipun dikenal ramai pengunjung, tetapi tetap saja mie yamien ini hanya dikenal oleh masyarakat Pagarsih dan sekitarnya saja, belum dikenal luas ke daerah Bandung lainnya. Semoga saja setelah ini Mie Yamien Ojat bisa lebih dikenal oleh khalayak dan lebih banyak lagi pengunjung yang datang. Menurut saya, Mang Ojat berhak mendapat lebih banyak pengunjung lagi dan membuka kedai mie yamien. Tetapi, mungkin alasan Mang Ojat belum mau membuka kedai karena ia masih nyaman berjualan di tempatnya sekarang.

Sumber:

Sari, Y. M. (2022, November 16). Yamien di Bandung dan Yogyakarta Jadi Perdebatan, Ini Fakta Mie Yamien. Detikfood. https://food.detik.com/info-kuliner/d-6409490/yamien-di-bandung-dan-yogyakarta-jadi-perdebatan-ini-fakta-mie-yamien. Diakses pada 17 Juni 2024.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun