Mohon tunggu...
iGenst
iGenst Mohon Tunggu... Guru - Ion Genesis Situmorang

Hanya seseorang yang belajar menulis dari kegalauan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mak, Mauliate Da

27 Mei 2016   11:03 Diperbarui: 27 Mei 2016   11:11 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak dan Mamak (Sumber : Dukumentasi Pribadi)

Nak, nggak usah macam-macam yang hidup ini. Jalani aja secara normal. Sekalipun kamu tahu orang lain itu tidak benar, ya sudah, kerjakan saja kerjamu, nggak usah urusin orang. Karena kadang kita nggak tahu dengan situasi di Indonesia ini, yang benar bisa jadi salah dan yang salah bisa jadi benar.

Sepenggal kalimat yang benar-benar teringat dari ibuku. Saat itu ada rasa yang tidak nyaman dengan kalimat itu. Makanya Indonesia sulit maju, karena banyak orang diam yang baik, pikirku atas nasihat ibu.

Namun ternyata terkadang apa yang dikatakan ibu ada benarnya. Melihat situasi politik di Indonesia yang bisa berubah kapan saja, hari bersama-sama mendukung, besok bersama-sama menjatuhkan. Hari ini sebagai oposisi, besok ada di pemerintahan. Hari ini penampilan seperti pemuka agama, besok sudah di balik teruli besi. Orang kinerja baik saja dipikiri yang macam-macam. (Stop. Bukan mau bicara politik)

Ini yang dikuatirkan ibu. Hari ini teman besok malah dia yan menjerumuskanmu. Akhirnya aku sadar. Kalimat yang disampaikannya bukan mau menghambat untuk berbuat benar. Tapi kalimat doa, agar anaknya selamat selalu dalam kehidupannya. Ibu dalam kuatirnya dia ubah menjadi doa untuk keselamatan anaknya.

Ternyata, mamak (panggilan ibu dalam keluarga batak) kami, orang yang sulit terima kalau anaknya dalan kesulitan. Ini yang membuat ketika kami saling share tentang dunia kami masing-masing dan dalan cerita tersebut ada cerita tentang kesulita, maka kami akan berusaha menghentikannya. Karena jika mamak dengar, maka dia akan diam dalan kegalauannya akan cerita anak-anaknya.

Beliau  memikirkan kalau anaknya sedang dalam masalah besar. Jika sudah begini, biasanya kami akan ganti topik tetapi mamak akan tetap dalam kegalauannya.

Inilah yang menjadi salah satu bentuk kelemahannya yang menjadi kekuatan bagi kami. Di kala kami mengalami kesulitan, maka ada motivasi yang luarbiasa, bahwa kami tidak sendirian, ada ibu yang juga turut merasakan. Dia akan ikut mengambil bagian untuk memikul beban itu.

"Terima kasih, Mak". Kami terkadang lupa bersyukur atas semua hal yang kau perbuat. Kami ingat, bagaimana engkau berjuang keras berternak di belakang rumah, menanam sayur di pekaranagan belakang gereja, untuk mencari kata "lumayanlah"  menambah-nambah sedikit. Kami sangat rasakan, kau bekerja keras bersama Bapak untuk menjadikan kami sarjana. Berdoa bagi kami semenjak kecil bahkan hingga kami dewasa, tanganmu selalu ada buat kami.

Sekarang kami juga tahu, ibu semakin sulit untuk giat seperti dulu. Kesehatanmu juga sering terganggu tetapi tanganmu selalu ada untuk kami.

"Mak, selamt ulang tahun."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun