Secara mengejutkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan diganti oleh Muhadjir Effendi. Pergantian yang dianggap blunder oleh beberapa kalangan. Hal ini dipandang dari sisi kerja Anies Baswedan yang tidak pernah terkait masalah hukum semasa menjabat. Begitu juga dengan kondisi intern sesama Menteri dalam kabinet kerja, Anies seharusnya masih dalam zona hijau.
Dalam lingkungan pendidikan, selama menjabat sebagai menteri, Anies Baswedan melakukan langkah-langkah kecil. Walau, langkah ini seringkali dianggap sepele namun jika direnungkan merupakan pondasi kuat dalam revolusi mental yang digadang-gadang Presiden Jokowi semasa kampanye. Penggantiannya seolah mengisyaratkan langkah yang dipilih Anies dalam dunia pendidikan dianggap sebagai guyonan sebagai kerja pencitraan.
***
Doktrin, Perencanaan, dan Revolusi Mental ala Anies Baswedan
Anies Baswedan sepertinya belajar banyak dari revolusi mental yang terjadi di Korea Selatan. Negera yang mengalami kehancuran pasca perang dunia II yang kemudian bangkit menjadi negara dengan pendidikan terbaik nomor 2 di dunia melalui gerakan revolusi mental. Secara ringkas, Kebangkitan yang terjadi di Korea Selatan di awali dengan doktrin, kemudian perencanaan dan diakhiri dengan revolusi mental.
Salah satu doktrin yang diberikan di korea selatan, "Bangsa Korea yang sejak dulu lebih baik daripada Jepang dan Tiongkok". Sekalipun bangsa Korea Selatan Pernah di jajah Jepang, namun peran guru, orangtua, memberikan doktrin "”Kita hanya kalah cepat dari Jepang. Akan tetapi, Korea tetap lebih baik daripada Jepang.” Sesuatu hal yang mungkin dianggap sepele namun kekuatan kata-kata mengubah mental generasi penerus bangsa Korea sehingga menjadikan mereka negara dengan kemajuan terbaik saat ini.
Revolusi mental Korea terlihat dari kecintaan mereka menggunakan produk dalam negeri. Salah satu contoh yang dialami Luis Go, pengusaha di Korea. Sekalipun punya pensil buatan Jepang yang kualitasnya bagus dibandingkan dengan pensil Korea, rakyat Korea tak pernah berani memakainya, apalagi membawanya ke sekolah. ”Rasanya malu sekali kalau sampai ketahuan punya produk Jepang atau Tiongkok”. (Sumber: kompas.com)
Anies Baswedan mempelajari kebangkitan Bangsa Korea, serta berupaya menerapkannya bagi Bangsa Indonesia. Untuk mengubah memajukan bangsa Indonesia harus diawali dengan perubahan mindset yang selama ini tertutupi oleh pemahaman kemajuan bangsa dipandang dari fisik infrastruktur. Termasuk dalam pendidikan, Anies ingin mengubah mental masyarakat, bukan hanya dikalangan pendidik namun juga pada masyarakat umum.
Salah satu "doktrin" yang pernah disampaikan oleh Anies Baswedan selama menjabat sebagai Mendikbud, yaitu
"Sadari pentingnya hari pertama bagi anak, maka jangan sia2kan tp antarkan anak ke sekolah," melalui akun twitter @aniesbaswedan, 25 Juli 2015, 22.15
Sebuah pesan yang juga dapat diartikan sebagai doktrin, Anies Baswedan ingin merevolusi mental masyarakat melalui Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. Sebuah gerakan pragmatis dalam dunia pendidikan yang memberikan banyak hal positif bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Melalui pesan ini, Anies Baswedan mengajak masyarakat untuk menyelaraskan pendidikan dalam keluarga dengan pendidikan di sekolah.