Pernyataan keputusan Messi dari Tim Nasional (Timnas) Argentina mengejutkan banyak pihak. Usia yang masih tergolong produktif untuk pemain sepakbola. Keputusan yang bernada keciutan nyali seorang pemain besar dengan segudang prestasi.
Seperti yang diketahui, Messi mengumumkan kemudurannya seusai dikalahkan Chili dalam partai FInal Copa America 2016. Kekalahan beruntun yang dari tim yang sama dalam kurun satu tahun. Kekalahan keempat pada partai final yang lakoninya bersama Argentina dalam ajang Copa America dan Piala Dunia. Messi sudah melewati banyak final dimana kemenangan dan kekalahan merupakan bagian yang harus diterima. Namun, Â apa yang ditampilkan Messi dalam partai puncak Copa America 2016 tidak mewakili kemampuan besar yang dimilikinya.
Kegagalan-kegagalan yang diterima Messi bersama Timnas Argentina memberikan tekanan mental yang sangat besar. Namun Messi mencoba untuk mengatasi tekanan tersebut dengan optimis yang berlebihan. Keoptimisan Messi cenderung menjadi sikap ambisius yang melumpuhkan 'kepeekaannya' dalam mendeteksi jalannya permainan.
Keambisiusan Messi sangat terlihat jelas dalam pertandingan final Copa America 2016. Berikut tiga bukti keambisiusan Messi dalam laga bertajuk semua mata tertuju pada Messi.
1. Messi bermain out position
Dalam skema formasi yang diperintahkan Tata Martino (Pelatih Argentina), Messi di plot sebagai penyerang kanan. Sama seperti posisi ia bermain di klub Barcelona. Pada pertandingan sebelumnya (sama seperti yang ditunjukkan jika bermain bagi Barcelona), Messi akan berlari-lari kecil, berjalan, seraya menunggu operan, untuk membuka ruang bagi pemain lain masuk ke dalam kotak pinalti lawan. Namun sepanjang pertandingan final tersebut, Messi cenderung bermain sebagai penyerang tengah. Berada di belakang Higuain. Keambisiusan yang menimbulkan 'ketidakpercayaan' Messi terhadap Higuain dalam menyelesaikan peluang.
2. Messi mengemis Kartu
Messi dikenal sebagai pemain yang beratitude. Dia murah senyum sekalipun dilanggar oleh lawan. Pada pertandingan Final Copa America 2016, tepatnya pada menit ke-28, insiden pelanggaran yang dilakukan Diaz (pemain belakang Chile) ketika menghadang lari Messi, Messi mengangkat tangan dan memandang wasit sambil menirukan gaya seorang wasit dalam memberikan kartu. Messi seolah 'mengemis' kaartu agar Diaz segera mendapatkan kartu kuning kedua dan diusir dari lapangan. Kemabisiusan Messi membuatnya mencari jalan yang salah untuk memenangkan pertandingan.
3. Messi memilih Diving
Messi memiliki postur tubuh yang mungil untuk ukuran pemain sepakbola Eropa. Meskipun tubuhnya kecil, Messi tidak gampang untuk dijatuhkan (bandingkan dengan gaya bermain Neymar, yang cenderung melayang saat berebut bola dengan pemain lain). Messi memiliki defense atau dikenal dengan bodyball saat berebut bola atau menghadang bodycass yang dilakukan pemain lawan ketika hendak merebut bola dari kakinya.
Pada menit ke-40, Messi mendapat kartu kuning dari Heber Lopez (wasit pada partai final). Messi terlihat menjatuhkan dirinya kala menghindari hadangan lawan dikotak pinalty Chile. Messi berharap hadiah pinalti dari wasit, namun 'keambisiusannaya' tercium oleh wasit pada pertandingan tersebut.