Hari itu dia tampil dengan begitu meyakinkan saat membacakan puisi karya Bung Karno "Aku Melihat Indonesia" di tengah upacara sekolah memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 77. Â Bahkan sudah puluhan kali saya melihat rekaman ulangnya, dan setiap kali mendengarnya, saya merinding. Sejak itu, saya menjadi penggemar pembacaan-pembacaan puisi.
Guru Mengidolakan Murid, Wajarkah?
Mengidolakan seseorang dapat terjadi pada siapa saja. Walau memang, mengidolakan seseorang adalah hal yang subjektif dan bisa berbeda bagi setiap individu. Hal ini juga terjadi di sekolah. Murid-murid sering mengidolakan gurunya. Murid-murid memiliki guru idolanya masing-masing. Setidaknya ada lima alasan umum mengapa seseorang menjadi idola, yaitu prestasi, karakter, inspirasi, keterkaitan emosional, dan bakat. Lalu bagaimana pula jika seorang guru yang mengidolakan muridnya?
Jika, sewajarnya murid mengidolakan gurunya, namun dengan lima alasan umum yang diungkapkan tadi, saya bisa menjadi salah satu guru yang mengidolakan muridnya. Ya, tulisan ini sebagai apresiasi saya pada sosok murid yang menginspirasi.
***
Jika melihat prestasinya dalam bidang studi yang saya ajarkan, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), murid ini masuk dalam kategori normal dengan murid pada umumnya. Namun kekaguman ini dimulai saat saya melihat kemampuannya yang luar biasa dalam membaca puisi. Ia mampu menghanyutkan pendengarnya ke dalam dunia puisi, menyentuh hati mereka dengan makna-makna yang mendalam.
Namun, tak hanya kemampuan membaca puisi yang membuat Zairah begitu istimewa. Sebagai seorang pengajar, melihat perkembangan Zairah dari waktu ke waktu telah menginspirasi saya secara pribadi. Ia menunjukkan kepada saya bahwa kelembutan dan kesopanan dapat memiliki kekuatan yang luar biasa dalam menciptakan perubahan positif di sekitar kita.Â
Karakternya yang lembut, sikapnya yang penuh kebaikan, dan keahliannya dalam memuji orang lain membuatnya menjadi sosok yang mengispirasi saya. Zairah selalu melihat sisi terbaik dalam setiap individu, dan tak segan-segan memberikan kata-kata pujian yang tulus. Kelembutan hatinya tercermin dalam setiap tutur katanya, menjadikan suasana di sekitarnya menjadi lebih hangat dan positif.Â
Contohnya, saat kegiatan menjadi MC di acara Pentas Seni sekolah, saat membacakan acara untuk mengundang guru-guru menampilkan tarian, dia dengan tulus berkata, "Cantik-cantik sekali guru kami ini". Pernah juga dilain kesempatan, saat saya masuk ke kelasnya, dia memuji dengan berkata, "Pak, bapak hari ini keren, penampilanya rapi". Ternyata dia juga melakukannya pada banyak guru dan teman-temannya
Zairah juga sangat terampil dalam bersopan santun. Ia menghargai orang lain dengan sikapnya yang rendah hati dan pengertian. Ia selalu bersedia mendengarkan dan memberikan dukungan kepada teman-temannya. Kecakapannya dalam berkomunikasi dengan sopan dan santun membuatnya menjadi panutan bagi banyak orang di lingkungannya.