Mohon tunggu...
iGenst
iGenst Mohon Tunggu... Guru - Ion Genesis Situmorang

Hanya seseorang yang belajar menulis dari kegalauan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Galau Saya, Pak!

25 April 2020   18:53 Diperbarui: 25 April 2020   18:55 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bingung | Sumber: guru-galau.blogspot.com

Untukmu Guru yang sedang rindu berdiri di depan kelas.

Hari-hari belakangan ini memang sulit bahkan lebih sulit dari apa yang pernah dibayangkan. Dimana diwajibkan menjaga imunitas tubuh agar mempersiapakan tubuh menghadapi situasi yang “tidak diharapkan”. Namun, keadaan ini justru membuat kita harus mengalami pengerusakan imun tubuh itu sendiri.

 Setiap hari pikiran dipenuhi dengan rasa ketakutan karena pemberitaan yang menunjukkan bahwa negara kita seperti mengalai kesulitan mengatasi pencegahan penyebaran virus. Penderita positif hari demi hari terus bertambah, dan ini justru membuat kita takut, “jangan-jangan kita besok bisa terpapar.”

Namun disamping rasa ketakutan itu, kita juga dibayang-bayangi tanggung jawab moral terhadap masyarakat terlebih kepada Tuhan, bahwa kita dipercayakan untuk membina karakter dan pengetahuan siswa.

Bagai dua sisi koin yang bertolakan, ketakutan dan tanggung jawab, setidaknya memengaruhi imun tubuh yang harus tetap stabil ini. 

Ketika kita memilih diam (karena alasan ketakutan), kita justru mendengar kalimat yang menggosok perasaan. “Enak sekali jadi guru, makan gaji buta. Tidak mengajar, tapi dapat gaji.” Penyataan masyarakat yang meragukan integritas kita. Sakit memang, tapi mereka tidak tahu betapa takutya kita dengan keadaan seperti ini.

Lalu kita memilih untuk menjalankan tanggung jawab, mengganti metode yang  "professional" kita lakukan jika tatap muka dengan sesuatu yang sangat asing dilakukan. Kita seolah dituntut untuk mempersiapkan pembelajaran jarak jauh tanpa memikirkan apakah kita menguasai akan metode itu.

Tiba-tiba kita dinobatkan menjadi ahli IT yang menguasai informatika dalam pembelajaran jarak jauh. Kita "dipaksa" untuk membuat pembelajaran daring yang hebat, pakai aplikasi ini pakai aplikasi itu, yang mungkin tidak pernah kita gunakan. Oleh beberapa pihak, guru-guru diwajibkan membuat pembelajaran daring tanpa ada komunikasi dan kesepakatan pembelajaran macam apa yang harus dibuat dan biaya untuk membuat pembelajaran tersebut."Intinya, materi guru harus sampai kepada siswa entah bagaimanapun caranya dan berapapun biayanya."

Namun, lagi-lagi jangankan untuk memikirkan itu, bahkan dikalangan yang sangat dekat dengan dunia pendidikan juga masih sempat-sempatnya berkata, “Kan kalian masih dapat gaji, ya alokasikanlah untuk memberikan pembelajaran daring". Padahal mereka juga tidak mengerti, bahwa untuk setiap bulan kita telah mengalokasikan dana itu sedemikian ketat, jika ada perubahan porsi, manakah porsi yang harus kita ubah untuk itu?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun