Realita Ibukota tidak selalu seindah gemerlap lampu kota di tiap gedung pencakar langitnya. Bagaimana jika Anda menyusuri sisi sempit gang antar kost atau bahkan jeruji besinya yang terjaga ketat? Sari dan Alek dengan terbuka serta penuh kasih sayang bersedia menunjukkan sisi-sisi kejamnya perkotaan tempat mengadu nasib mereka dalam film garapan Joko Anwar A Copy of My Mind (2015).
Perekonomian Indonesia tidak bisa terlepas dari kelas-kelas sebagai penjelas identitas. Kelas menengah ke atas adalah mereka yang berkendaraan roda empat dan ber-AC. Kelas menengah ke bawah adalah mereka yang berdesakan di dalam bus sesekali menyeka peluh di dahi.
Situasi yang memiliki kesenjangan ini menjadi isu yang diceritakan dalam A Copy of My Mind (2015). Anda akan diantarkan oleh sepasang penduduk ibukota yang tinggal tentram namun tidak berkecukupan. Anda juga akan dipertemukan dengan sekelompok orang yang menguasai dan mendominasi sistem kehidupan masyarakat.
Secara audio, sinematografi, dan alur cerita, Joko Anwar menyampaikan detail kehidupan pekerja ibukota dengan apa adanya. Ditambah dengan isu-isu sosial lainnya yang mungkin sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari anda.
Kelas Ekonomi dan Permainan PolitikÂ
Film ini dapat dilihat sebagai representasi kehidupan ibukota, Jakarta. Padat, penuh sesak, pusat kota yang hiruk-pikuk, serta adanya kesenjangan di tengah penduduknya.
Kacamata yang digunakan dalam artikel ini adalah ekonomi politik. Anda pasti sudah tidak asing dengan kata ekonomi dan politik secara terpisah. Bagaimana jika keduanya menjadi satu rangkaian dan menjadi sudut pandang?
Ekonomi politik identik dengan Vincent Mosco (2009) sebagai pencetusnya. Dalam bukunya yang berjudul The Political Economy of Communication: Second Edition, ekonomi politik berbicara mengenai relasi sosial. Relasi sosial yang dimaksud dalam merupakan  hubungan kekuasaan dan proses produksi, distribusi, serta konsumsi.
Kajian dari ekonomi politik melihat hasil dari proses tadi yaitu ideologi dominan yang berkuasa. Ideologi miliki penguasa yang diberikan secara berkala atau terus-menerus menjadi sebuah bentuk hegemoni.
