Mohon tunggu...
Genoveva Kiranaputri
Genoveva Kiranaputri Mohon Tunggu... Dokter - 🐶🐯🐴🐮🦌🐏🐵

dokter hewan, mahasiswa biologi konservasi. Belum kapok berproses.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Anjing dan Skabies

9 Mei 2019   23:00 Diperbarui: 9 Mei 2019   23:16 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Anjing Domestik (Sumber: dokumentasi pribadi)

Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa temperatur lebih hangat mengurangi kemampuan bertahan hidup S. scabiei. Dalam penelitian tersebut, kematian S. scabiei terjadi akibat dehidrasi karena ketidak mampuannya mengatur cairan tubuh (homeostasis). Kondisi lingkungan yang memiliki kelembaban relatif tinggi dan temperatur di bawah 20C dapat menperpanjang masa bertahan hidup (survival times) S. scabiei (Arlian & Morgan, 2017).

Pengobatan infestasi skabies dapat menggunakan bahan intermectin, amitraz (Wardhana et al., 2006; Cholillurrahman, 2012; Sumanthi & Veen, 2013), fipronil 10% (Cholillurrahman, 2012), dll. Resistensi terhadap pemberian ivermectin pernah tercatat di manusia dan anjing (Mounsey et al., 2013).

Resistensi tersebut sebagai bentuk adapatasi S. Scabiei untuk dapat bertahan hidup. Pemberian terapi atau obat untuk anjing yang menderita skabies harus di bawah pengawasan dokter hewan. Oleh karena itu, periksakan kesehatan hewan kesayangan Anda secara rutin ke dokter hewan.

Daftar Acuan
Arlian, L.G. dan Morgan, M.S. 2017. A review of Sarcoptes scabiei: past, present, and future. Parasites & Vectors (2017) 10-297.
Cholillurrahman. 2012. Studi Kasus Skabies Anjing di Rumah Sakit Hewan Jakarta (Januari 2005 -- Desember 2010). Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Clutton-Brock, J. 1995. Origins of the dog: domestication and early history. In: Serpell, J. (ed.) The Domestic Dog, it's Evolution, Behavior, and Interactions with People. Cambridge University Press, pp.7-20.
Houpt, K.A. dan Wilis, M.B. 2001. Genetics of behavior. In: Ruvinsky, A. dan Sampson J. (eds) The Genetics of the Dog. Inggris: CABI pp.371-400.
Jensen, P. 2007. Behavioral Biology of Dogs. Inggris: CAB International.
Krebs, J.R. dan Davies, N.B. 1993. An Introduction to Behavioral Ecology 3rd Edition. Inggris: Blackwell Publishing.
McCarthy, J.S., D.J. Kemp, S.P. Walton, dan B.J. Currie. 2004. Scabies: More than just an irritation. Postgrad. Med. J. 80: 382-387.
Mounsey, K.E., McCarthy, J.S. dan Walton, S.F. 2013. Review Scratching the itch: new tools to advance understanding of scabies. Trends in Parasitology Vol. 29 Issue 1 pp.35-42.
Sumanthi, B.R. dan Veena, M.P. 2013. Therapeutic management of Scabies -- A Report in 2 Caprines. Intas Polivet Vol. 14 Issu 2, pp. 290-291.
Wardhana, A.H., Manurung, J. dan Iskandar, T. 2006. Skabies: tantangan penyakit zoonosis masa kini dan masa datang. WARTAZOA Vol. 16 No. 1 Th. 2006.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun