Mohon tunggu...
Pendidikan Artikel Utama

Emang Hal Itu Terjadi?

11 April 2015   16:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:15 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Emang hal itu terjadi?" merupakan kata yang tepat untuk mendeskripsikan keadaan para pelajar pada saat ini yang seakan hidup di dalam kesibukan sendiri tanpa menyadari atauoun mengetahui  masalah yang terjadi baik dalam bangsanya maupun dalam dunia yang dihidupinya. Tulisan saya akan membahas tentang seberapa besar masalah ini dalam kehidupan social pelajar khususnya pada jenjang SMA.

Sebuah Hal Yang Tabu

Sangatlah menarik ketika kita melihat bagaimana informasi sekarang secara tidak langsung diklasifikasikan  kedalam golongan tertentu menurut umur dan gender.


  • Para lansia cenderung menghabiskan waktu mereka menonton sinetron atau acara drama di televisi.
  • Ibu-ibu di usia 30-60 tahunan menghabiskan sabtu dan minggu mereka mencari informasi mengenai cara masak memasak( mungkin karena memang masak memasak menjadi bagian dari kehidupan ibu-ibu pada usia itu khususnya dalam berumah tangga).
  • Bapak bapak usia 30-60 tahunan menonton berita informasi yang terjadi di negara dan dunia, politik, ekonomi, hukum, dll.
  • Anak gadis usia 10-30 tahun menyaksikan informasi mengenai tren pakaian terkini, gosip, dan informasi artis terbaru
  • Anak laki-laki usia 10-30 tahun menyaksikan informasi mengenai klub sepak bola favorit mereka dan mobil - mobil keren terbaru


Dari pembabakan diatas dapat kita ketahui apa yang kurang lebih menjadi fokus dari anak-anak SMA pada zaman ini. Walaupun golongan ini bukan pengklasifikasian tetap namun menarik melihat bagaimana menjadi hal yang aneh jika terjadi pertukaran klasifikasi. Misalkan aneh jika ibu usia 30-60 menonton informasi sepakbola yang disaksikan anak laki-laki usia 10-30 tahun. Keanehan inilah yang seringkali membuat anak anak golongan usia 10-30 tahun canggung untuk menyimak informasi mengenai negara dan berita international yang seakan merupakan tontonan "eksklusif" bagi para bapak bapak usia 30-60 tahun.

Aku tidak tertarik'

Alasan kedua yang menjadi asal mula masalah kurangnya pengetahuan umum siswa SMA adalah tidak tertariknya siswa pada berita adalah karena bagi mereka hal itu tidak menarik. Jadi pertanyaan utama jika kita mau mencari tau jawabannya adalah mengapakah demikian? Menurut saya hal ini disebabkan dengan berita yang seakan memberikan informasi tentang sesuatu yang nun jauh di sana dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan siswa. Kesimpulan ini saya dapatkan dari pengamatan sebagai berikut dimana siswa tertarik pada berita yang terjadi,


  • Prabowo VS Jokowi(berita pemilu 2014) pastinya teringat bagaimana bahkan dari kaum anak muda - lansia tertarik pada berita ini hal ini disebabkan karena terbangun adanya euforia yang seakan berimplikasi langsung pada siswa. Siswa merasa seakan pokonya si capres ini harus menang sehingga berita yang nun jauh disana pun menjadi dekat dengan siswa.
  • Penghapusan kurnas 2013 pastinya juga menciptakan euforia di sekolah, tanpa lama berita ini langsung menjalar ke kuping semua siswa disekolah dan siswa langsung sibuk mencari informasi mengenai hal ini. Alasannya? karena sekolah merupakan lingkungan yang dekat dengan siswa bukan informasi yang nun jauh disana.


Dan masih banyak contoh lain yang bisa diambil, akan tetapi ini menunjukan bahwa siswa kita bisa mencari informasi hanya saja mereka tidak mempunyai  ketertarikan ke situ.

Sebuah Masalah Darurat

Penting sekali bagi orang tua untuk menyadari masalah ini dan harus mengatasinya. Alasannya antara lain:


  1. Generasi yang terbentuk sekarang menjadi generasi yang tidak peduli pada lingkungan sekitar, jika bertanya kepada anak - anak SMA sekarang apa yang terjadi pada saat krisis ekonomi 2008? mungkin hampir 70% akan menjawab saya tidak tau. Bayangkan anak anak dengan pengetahuan yang sangat terbatas ini akan menjadi pengambil keputusan yang akan mempengaruhi dunia di masa yang akan datang. Oleh sebab itu maka kepedulian terhadap lingkungan harus diamalkan.
  2. Generasi yang terbentuk menjadi generasi yang mudah dikompori. Salah satu budaya yang terbentuk adalah anak-anak SMA yang tidak update ini hanya mendapat informasi dari kuping ke kuping yang tidak diketahui kebenaran ataupun keobjektifannya, anak anak yang mendengar berita semacam ini akan meliat masalah secara one sided dan tidak berpikir dan membela secara objektif


Sebuah Panggilan

Diakhir tulisan ini saya akan menyatakan sebuah pangillan kesadaran bagi para orangtua untuk mulai meningkatkan minat anak pada berita. Adapun cara yang dapat ditempuh orangtua:


  1. Orangtua harus menunjukan signifikansi berita kepada anak
  2. Orangtua harus aktif mengajak anak untuk melihat masalah yang terjadi dan mendiskusikannya secara aktif
  3. Perlu ada upaya dari orangtua untuk menghancurkan ketabuan berita dan informasi khusunya di sektor politik, ekonomi, dan hukum bagi anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun