Persaingan Yang Merugikan.
Memang sejak bumi ini terbentuk persaingan atas nama kepentingan telah lahir dengan sendirinya tanpa harus dibentuk. Dan saat ini hanyalah kelanjutan yang dilalui manusia diatas buminya, termasuk dibawah beringin tua itu.
Selalu dan selalu kompetisi melahirkan kepahitan dan nestapa, kepiluan, kemaluan dan rusaknya harga diri. Siapakah yang dirugikan dari konflik beringin? Konflik yang terus dikobarkan oleh ulat-ulat yang menghinggapinya. Jawabannya adalah kita, kader, bangsa Indonesia.
Cucuran keringat dan luapan emosi kader tertumpah begitu genderang perang dalam pileg dan pilpres didengungkan oleh Komisi Pemilihan Umum seakan-akan percuma. Semuanya bekerja tak mempedulikan waktu dan tenaga dengan tujuan yang terpatri kuat, MENANG. Kandidat wakil rakyatnta yang menang, kandidat presidennya yang menang, dan partainya yang menang. Sehingga kekuasaan dinegeri ini bisa digenggam dengan erat dan bisa terwujudnya kesejahteraan rakyat. Begitu indah mimpi itu, ya mimpi. Yang sangat indah dan kuat.
Namun, setelah beringin hanya mampu bertengger diposisi kedua setelah benteng berhasil mengosak asik ladang padi yang menguning yang siap dipanen. Kenyataan ini tak membuat para peteduh, kader beringin berputus untuk memperbaiki nasib bangsanya. Dengan memperbaiki kualitas ketua partainya berarti ikut memperbaiki demokrasi yang bermuara pada kualitas hidup rakyatnya. Karena kenyakinan partai politik sebagai pilar demokrasi, begitu keyakinan itu tertanam dalam benaknya.
Rumah besar dengan pohon yang rindan tentu menjadi sorotan banyak kaum, setidaknya, mencontoh arsiteturasinya. Keindahannya dan keteduhannya akan banyak menuai pujian terlebih sudah berumur puluhan tahun, sebuahnya kenyataan hidup dan langka direpublik yang belumlah berumur ratusan tahun ini. Sebagian berharap supaya rumah yang besar dan beringinnya bisa terjaga dengan baik dan benar, dipupuk disiram berkelanjutan supaya tidak roboh. Karena kalau sampai itu terjadi yang dirugikan adalah para peteduh dan anak-anaknya.
Tahapan yang dilalui untuk mencari solusi terbaik demi kelangsungan hidup dilalukan para stakeholder beringin tidak membuahkan hasil. Pengadilan ditempuh kedua belah kubu untuk mempertahankan kedudukannya tentu. Dengan lawyer berbintang dan sarat dengan pengalaman  pun dipasang dengan biaya yang tidaklah sedikit.
Beberapa hari yang lalu hampir semua media Nasional cetak dan online semua memberitakan tentang ditolaknya gugatan kubu Ancol terhadap kubu Bali dang mengembalikan persoalan partai pada mahkamah partai. Yang artinya negara tidak mau mengambil putusan hukum atas polemik beringin ini dan menyerahkan proses ini pada internalnya sendiri. Komentar berseleweran sana sini dengan mendesak mahkamah partai untuk segera mengambil keputusan.
Nah, nasib pak samin dan peteduh dibawah beringin berharap untuk segera diselesaikan karena mereka tidak menginginkan tempat favorit itu ambruk dan tak ada lagi tempat yang nyaman bagi mereka untuk menghabiskan waktu saat mereka bertani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H