Setiap hari dia di sini, di tempat yang tidak telalu kotor nan kumuh ini, bercengkrama dengan mesin-mesin, bensin dan oli, suara-bebunyian binger sudah terdengar merdu di telinganya. Tindik, kalung dan gelang sudah hampir menjadi ciri khasnya, setiap hari ia menghisap zat senyawa nikotin, cengkeh, tar dan juga penikmat kafein dan satu lagi, yaitu terkadang mosot tembakau (bahasa sasak lombok, yang maksudnya melinting tembakau/kebiasaan orang-orang lombok kalau ingin merokok). Hari ini pagi-pagi sekali, ia sudah berdiri gagah di depan bengkel tak sabar mengotak-atik motor yang masih bermasalah di balik rolling door yang bergelumuran dengan coretan-coretan pilok. Namun seperti biasanya ia menghisap rokok dulu sebelum benar-benar sibuk menghabiskan waktu dengan motor-motor yang menusuk gendrang telinganya-kupingnya orang itu. Di tengah menikmati rokok ia terseyum melihat pemandangan di pagi ini, tumpahan oli di lantai, serakan putung rokok di mana-mana, kampas rem BEKAS, kenalpot, rantai, kabel, alteko, besi, karet dan semuanya adalah pemandangan yang mencerahkan bagi dirinya, sebab dengan itu semua tubuhnya tak akan kaku karena mau tak mau ia akan menggenggam sapu dengan semangat fresh di pagi cerah ini. Haha, jelas itu semua adalah sesuatu yang menggembirakan bagi dirinya dan menghibur bagi ane sendiri yang melihatnya, walaupun penampilannya tak mencerminkan tingkahnya hari ini bagi orang awam yang kolot secara keseluruhan: slengean, amburadul, junkis, brandal, nakal, anarkis dsb. Sekarang teman-temannya pada datang, entah dari mana saja ane tak tahu samasekali, membicarakan kondisi motor, tak ada yang lain. Semua bentuk canda-tawa ane lihat di tempat yang tak telalu bersih ini, mungkin nanti ada perjumpaan istimewa yang sudah lama mereka tunggu-tunggu. Zat senyawa kafein tertuang dalam gelas masing-masing, begiu juga dengan zat senyawa nikotin dan tar yang tak ada habis-habisnya melayang di udara, sebuah tanda kesiapan lahir-bathin menuju arena drag se-lombok entebe. Warga masyarakat disekeliling perlahan merestui tingkah mereka, terlihat antusiasnya warga menyaksikan mereka ketika sedang mencoba-coba motor di jalan raya. Jadi selain punya beban ingin menang di komptisi drag, mereka punya beban moral juga yang tak akan mengecewakan warga-warga yang telah respect kepada mereka. Kalau mengenai kebiasan buruk mereka yang selalu membuat mereka di pandang sebelah mata oleh penjaga-penjaga birokrasi dalam konteks lingkungan, misalnya minum air aren sampai muntah, mengecat rambut warna-warni dan mengekspresikan motor racing sepanjang jalan, itu hanyalah hal lain yang wajar, karena mereka semua adalah anak muda yang berjiwa muda. Jadi maklumi dan biarkan saja seperti itu, toh juga para psikolog, doktor-doktor atau kalangan akademis diseluruh lembaga-lembaga sosial apapun namanya entah di universitas-universitas, LembagaSwadayaMasyarakat atau pun pemerintahan dan sejenisnya sudah lama menerima dan mewajarkan kebiasan buruk-buruk itu. Sekarang, mulai bergegas mendirikan tenda secukupnya di lokasi drag untuk melindungi apa saja yang harus dilindungi dari panas matahari atau air hujan. Dan yang utama ialah memamerkan beberapa motor yang sudah siap menjadi bahan renungannya para mekanik seentebe setelah kejuaraan balapan motor ini usai nantinya. Ia berdiri memandang dan terus memandang bredelan motornya, hasil dari buah budi, pikiran tanaga dan upayanya, tersenyum sambil menghembuskan asap rokok melihat deretan setiap kelas-kelas motor yang berjejeran rapi yang tak seperti biasanya: 110cc,115cc dan 150cc, mungkin tak terlihat cantik atau anggun seperti yang lain-lainya di tempat ini. Dan satu lagi, kali ini ane harus bilang yo’Eh walaupun dalam hati, sebab ane belum melihat batang-batang hidungnya si penungggang motor alias joky-nya, mungkin sedang sibuk melepas beban dengan ceweknya masing-masing di selak-selak belukar atau mungkin sedang mencoba saling memberi pengertian satu sama lain diantara mereka-mereka dan itu memang sudah bisa ditolerir oleh siapa saja termasuk pakbos mekanik, sebab sangat-sangat bersifat privat dan memang diakui untuk kesiapan sikologi dan mentalnya nanti saat mengenakan seragam balap secara lengkap. Yang sedang asik ngobrol, yang tidur, yang minum kopi, yang semuanya, yang sibuk apa saja, sesaat terdiam sunyi, atensinya hanya satu yaitu melihat motor-motor itu di geret ke arena drag. Setelah itu, semuanya mulai sorak, berbisik, teriak, kembali berdesakan di lintasan, semua ingin sekali menyaksikan detik-detik START. Terus dan terus seperti itu, hingga sampai semuanya mengabadikan diri dengan camera yang ada, piala diacungkan dan motor tetap dibarisan paling depan. yoi-yoa..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H