Lebih lanjut, Shin turut menjelaskan bahwa skuad garuda masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar dapat bersaing secara komptitif di level sepak bola Asia. Saat ini Indonesia memang telah berani memainkan sepak bola dengan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki, melakukan duel di lini tengah, hingga build up serangan dari bawah, akan tetapi rancangan permainan ini kurang ditopang kualitas operan yang baik antar lini, serta marking pemain yang kadang buruk.
Setelah menyelesaikan tiga pertandingan Grup D Piala Asia 2023 Qatar, Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama dalamhal akurasi operan, skuad merah putih hanya mampu mengoleksi rerata 69% operan akurat per pertandingan yang dilakoni. Peforma akurasi operan paling baik diperoleh ketika berjumpa Vietnam dengan 75% tingkat keberhasilan, sementara ketika berjumpa Irak dan Jepang, Indonesia hanya mampu mencatatkan akurasi operan 70% dan 63%.
Buruknya akurasi operan punggawa garuda pada laga lawan Jepang tidak lepas dari kegagalan Indonesia dalam menjalankan taktik operan-operan pendek dalam proses buildup serangan dari bawah. Pressing ketat yang dilakukan Ueda dan kawan-kawan sukses memaksa para pemain Indonesia memainkan umpan jauh, yang pada akhirnya gagal mengkreasikan peluang.
Dalam laga kontra Jepang, tercatat 22% operan Indonesia merupakan umpan lambung jauh yang mengarah dari kiper atau bek tengah kepada pemain depan, jumlah itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah umpan jauh yang diciptakan Jepang yang hanya 6%.
Indonesia nampak kesulitan melakukan operan ketika memasuki sepertiga akhir pertahanan lawan, garuda hanya mampu mengoleksi rerata 28% penguasaan bola ketika memasuki zona berbahaya di daerah pertahanan Jepang, lebih detail lagi para pemain Indonesia hanya mampu mencatatkan 16 operan sukses di dekat atau kawasan kotak penalti "Samurai Biru".
Angka ini jauh jika dibandingkan dengan capaian skuad samurai biru yang tercatat sukses melakukan 70% operan di zona pertahanan akhir Indonesia, dan sukses menghadirkan 125 operan sukses di sepertiga pertahanan Garuda.
Pelatih Indonesia asal Korea Selatan, Shin Tae-yong turut menuturkan, bahwa taktik pressing yang dilakukan Jepang sukses membuat rencana permainan Indonesia untuk membangun serangan dari lini belakang tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Kendati demikian, Shin turut mengatakan, bawah tampil di Piala Asia 2023 merupakan pengalaman berart dan menjadi bekal penting bagi Indonesia untuk memahami kelemahan guna meningkatkan diri di masa mendatang dan tampil kompetitif di level Asia.
"Kami merupakan tim terlemah dan termuda dengan minim pengalaman kompetisi. Jadi, penampilan di Piala Asia ini adalah pelajaran penting bagi kami untuk berkembang kedepannya. Pengalaman menghadapi tim-tim terbaik di Asia akan menolong kami demi meningkatkan kemampuan tim kedepannya." tutur Shin.
Sementara itu pelatih Jepang Hajime Moriyasu mengungkapkan, pressing ketat yang diterapkan timnya adalah bagian dari upaya timnya untuk meredam permainan Indonesia. "Mereka (Indonesia) adalah tim yang memiliki teknik bagus. Indonesia juga memiliki manajer yang sangat bagus sehingga bisa menyiapkan strategi dengan baik melawan kami." kata Moriyasu.