Umpak Songo merupakan sebuah situs berwujud sembilan batu besar yang berbentuk menyerupai kubus dengan lubang di bagian tengah yang tertata, situs ini berlokasi di Dusun Muncar Baru, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
Situs Umpak Songo ditengarai sebagai peninggalan Kerajaan Blambangan dan diyakini berfungsi sebagai balai pertemuan antara Bupati Blambangan yang saat itu dijabat oleh Raden Tumenggung Wiraguna saat bertemu dengan bawahannya.
Berdasarkan Prasasti Balawi, Situs Umpak Songo diketahui menyimpan cerita dan sejarah besar terkait Kerajaan Blambangan pada abad ke-14 M Â (1227 Saka atau 1305 M).
Dahulu, situs Umpak Songo terdiri dari 49 batu besar, sembilan di antaranya memiliki lubang di tengah yang konon berfungsi sebagai penyangga atau umpak. Nama Umpak Songo dalam bahasa jawa berarti sembilan penyangga.
Kerajaan Blambangan sendiri didirikan pada pertengahan abad ke-13 masehi yang diyakini sudah ada sejak era Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Blambangan terletak di kawasan ujung timur pulau jawa da menjadi menjadi satu-satunya kerajaan Hindu dengan kekuasaan besar di tanah Jawa pasca runtuhnya Majapahit pada abad ke-15 masehi.
Pada abad ke-18 Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau VOC berhasil menaklukkan dan meruntuhkan Kerajaan Blambangan, runtuhnya Kerajaan Blambangan membuat situs Umpak Songo menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang menyimpan sejarah besar perjuangan rakyat Banyuwangi dalam menghadapi penjajahan.
Runtuhnya Umpak Songo
Sofyan Kriswantoni melalui jurnalnya yang bejudul "Eksistensi Pura Agung Blambangan di Banyuwangi" menyebutkan Umpak Songo terbengkalai dan tidak lagi digunakan sejak Raden Tumenggung Wiraguna memindahkan ibukota Blambangan ke lokasi kota Banyuwangi saat ini atau yang saat ini kita kenal sebagai pendopo Kabupaten Banyuwangi di 1774.
Tidak terawatnya dan tidak difungsikannya Umpak Songo membuat bangunannya mengalami kerusakan parah sehingga menyebabkan runtuhnya Umpak Songo. Puing-puing reruntuhan bangunan Umpak Songo kembali ditemukan pada 1916 oleh warga Bantul, mbah Nadi Gede dalam kondisi tertimbun saat dirinya tengah membabat hutan. Saat digali, reruntuhan tersebut menyerupai sebuah candi.
Raja Mangkubumi IX pada 1928 kemudian mengakui bahwa reruntuhan tersebut merupakan peninggalan dari Kerajaan Blambangan dan saat ini Situs Umpak Songo menyisakan reruntuhan bangunan yang 49 batu besar dengan 9 batu di antaranya memiliki lubang pada bagian tengah yang konon berfungsi sebagai penyangga atau umpak.
Daya Tarik Situs Umpak Songo
Situs Umpak Songo merupakan bagian penting dari Kerajaan Blambangan yang merupakan kerajaan Hindu di Jawa Timur, tak ayal situs ini banyak dikunjungi sebagai wisata religi, selain itu Situs Umpak Songo menjadi bukti perjuangan rakyat Banyuwangi dalam hal melawan penjajahan.
Situs Umpak songo memiliki daya tarik tersendiri bagi pemeluk Hindu untuk melakukan ritual atau doa, Situs Umpak Songo banyak dikunjungi saat saat hari raya kuningan.