Jakarta, Tempo (20/10) -- Pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada Minggu (20/10) di Sidang Paripurna MPR RI mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, mewakili warga LDII di seluruh Indonesia menyampaikan ucapan selamat sekaligus menitipkan pesan penting untuk pemerintahan yang baru.
Menurut KH Chriswanto, pembangunan nasional harus selalu berorientasi pada upaya merawat kebangsaan dan mewujudkan keadilan sosial. Ia menekankan bahwa masalah kebangsaan seringkali terabaikan, meski ketimpangan sosial, ekonomi, dan dominasi kekuasaan oleh segelintir kelompok berpotensi merusak fondasi kebangsaan Indonesia yang telah dirintis sejak Sumpah Pemuda 1928.
"Setelah merdeka pada 1945, persatuan dan kesatuan ditegakkan dengan pendekatan yang keras. Namun, setelah Reformasi, pendekatan militeristik itu mulai ditinggalkan, meski belum menghasilkan hasil yang maksimal," ujar Chriswanto.
Ia menyoroti tantangan yang dihadapi pasca-Reformasi, seperti keterbatasan anggaran, premanisme politik, dan korupsi yang menghambat laju pembangunan. Menurutnya, kelambanan dalam pembangunan dapat menimbulkan kekecewaan masyarakat yang kemudian dieksploitasi oleh gerakan separatisme.
KH Chriswanto menilai bahwa kesejahteraan sosial melalui pembangunan yang merata adalah kunci untuk menjaga persatuan bangsa dalam jangka panjang. Ia juga mengingatkan pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan di tengah gempuran ideologi transnasional, terutama bagi generasi muda yang semakin jauh dari sejarah bangsanya.
"Pelajaran sejarah dan upacara bendera sering dianggap sepele oleh generasi muda. Maka, diperlukan cara kreatif untuk menanamkan identitas kebangsaan, agar keindonesiaan kita tetap terjaga," tambahnya.
Lebih lanjut, KH Chriswanto menyampaikan harapannya kepada pemerintahan Prabowo-Gibran agar dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan memastikan pemerataan kesejahteraan. Dengan demikian, Indonesia dapat terus maju dan tetap utuh dalam menghadapi tantangan global.
Sementara itu, Sekretaris Umum DPP LDII, Dody Taufik Wijaya, menyoroti tantangan global yang dihadapi oleh pemerintahan baru. Ia menilai bahwa dunia saat ini berada dalam masa senja pasca-Perang Dingin, di mana ketidakstabilan ekonomi dan harga energi menjadi tantangan besar. Dody menekankan bahwa polarisasi global antara Blok Barat dan aliansi negara-negara seperti Rusia, China, dan India juga berdampak pada pembangunan nasional Indonesia.
"Aliansi negara-negara tersebut menantang hegemoni Barat, yang pada akhirnya mempengaruhi ekonomi global dan politik luar negeri, serta berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat Indonesia," ujar Dody.
Selain itu, Dody juga menyoroti masalah energi, pangan, dan lingkungan yang semakin mendesak akibat perubahan iklim. Dalam menghadapi persoalan-persoalan ini, LDII telah menjalankan delapan bidang pengabdian yang mencakup kebangsaan, dakwah, pendidikan, ketahanan pangan, pelestarian lingkungan, ekonomi syariah, kesehatan, teknologi digital/AI, serta energi terbarukan.