Suatu saat di bulan mei 2015 : Dalam perjalanan , mampir masjid karena waktu tiba untuk sholat jumat. Masuk Masjid duduk diam mendengarkan khotbah. Khotib mirip wajahnya dengan KH Agus Salim, dan kebetulan ini di daerah Minang .. simpangan antara bukit tinggi dan danau maninjau. Khutbahnya sangat runtut tegas, suara yang lantang, menunjukkan bahwa khotib ini sangat alim. Themanya dadalah menuntut ilmu.
Isinya : Mari tingkatkan lagi urgensi untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama atau ilmu apapun yang membuat kebermanfaatan hidup selalu meningkat. Kokohkan lagi kesadaran mencari ilmu itu wajib dan kebutuhan.
Adalah suatu keniscayaan bahwa mencari ilmu itu perlu upaya, perlu muhajadah, yang kadang itu menjadi alasan untuk menghadirkan kemalasan dalam mencari ilmu.
Buat anggaran yang dibelanjakan untuk mencari ilmu. Kadang2 dalam hidup kita...kita membudgetkan untuk sesuatu yang kurang jelas dasarnya dengan jumlah besar. sementara untuk menimba ilmu tidak dianggarkan.
Mulailah menghadiri segala majelis ilmu disekitar kita, membaca buku, kitab dan lainnya untuk selalu menuliskan memori2 keilmuan dalam otak kita, sehingga menjadi konsep yang baik untuk menggerakkan hidup kita. (psikologi banget ... ini tambahan penulis).
Selalu Iqra, setiap hari tambah bacaan. Baca...pahami..amalkan. Ingat sekali lagi, bahwa adalah sebuah keniscayaan semua itu perlu sumberdaya, perlu waktu, tenaga, dan biaya dan jangan dianggap suatu kelelahan karena kita sedang mengambil konsekwensi terbaik dalam hisup kita. Memang melelahkan ...tetapi kelelahan yang tidak akan kita sesali seumur hidup kita.
(Lega setelah menulis ini...karena telah mengikat ilmu dengan menuliskannya). Semoga membawa kebaikan hidup kita di dunia ini..dan dunia setelahnya yang kita yakini dan imani). (HMSU).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H