Mohon tunggu...
Generasi Positif
Generasi Positif Mohon Tunggu... Jurnalis - Autor Berita

Hiii yuk sebarkan informasi baik

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI Menjadi ancaman serius di tahun 2025

17 Desember 2024   22:24 Diperbarui: 17 Desember 2024   22:23 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi Artificial Intelligence (AI) yang terus berkembang tidak hanya membawa manfaat, tetapi juga memunculkan ancaman serius di dunia keamanan siber. Laporan terbaru dari Google Clouds dan berbagai lembaga keamanan mengungkapkan prediksi mengejutkan tentang potensi kejahatan siber menggunakan AI pada tahun 2025. begitu juga dengan fortnite, memperingatkan ancaman siber berbasis AI yang semakin masif dan terstruktur di tahun 2025. Dalam laporan terbaru FortiGuard Labs, perusahaan mengungkap bahwa kelompok Cybercrime-as-a-Service (CaaS) kini beralih ke spesialisasi, menawarkan serangan yang lebih presisi dan terkoordinasi. Ancaman ini semakin terfokus dengan memanfaatkan teknologi canggih, termasuk Large Language Models (LLM), untuk memperluas kemampuan dan skala operasi mereka.

Menurut Edwin Lim, Country Director Fortinet Indonesia, tren ancaman siber di masa depan mencerminkan bagaimana pelaku kejahatan siber terus mendorong batasan. “Mulai dari meningkatnya layanan Cybercrime-as-a-Service hingga konvergensi antara ancaman siber dan fisik, para penjahat siber kini mengembangkan serangan yang semakin presisi dan berskala besar 

Fortinet memprediksi beberapa tren besar pada tahun 2025, termasuk pergeseran kelompok CaaS menjadi lebih spesifik dalam menyediakan layanan. Edwin menekankan pentingnya mengantisipasi perubahan ini. “Kerugian dari serangan siber tidak hanya melibatkan pembayaran tebusan. Biaya pemulihan sering kali lebih besar dan membutuhkan waktu lebih lama, dengan 50% organisasi melaporkan proses pemulihan melebihi satu bulan,” ungkap Edwin.

Selain itu, lingkungan cloud juga diprediksi menjadi sasaran utama serangan siber. Teknologi cloud yang telah menjadi tulang punggung banyak organisasi kini menghadapi eksploitasi kerentanan yang terus meningkat. Fortinet juga mencatat bahwa serangan berbasis AI akan lebih terstruktur dengan memanfaatkan analisis data besar secara otomatis, menjadikannya ancaman yang sulit dikendalikan. “AI dapat menganalisis sejumlah besar data dengan cepat, membantu organisasi mengidentifikasi dan merespons ancaman dengan lebih efektif. Integrasi AI dalam strategi keamanan menjadi sangat penting

Perkembangan paling mengkhawatirkan adalah sistem AI multi-agen yang mampu berkolaborasi untuk merancang serangan siber yang kompleks dan sulit terdeteksi. Meskipun AI membawa banyak inovasi positif, ancaman kejahatan siber di tahun 2025 semakin canggih dan berbahaya. Organisasi dan individu perlu meningkatkan kewaspadaan serta mengembangkan sistem keamanan yang lebih adaptif menghadapi teknologi canggih ini

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun