Mohon tunggu...
Generasi Penerus LDII
Generasi Penerus LDII Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengaruh Tak Terpengarus
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Blog ini sebagai salah satu wadah menuangkan karya tulisan dari para warga LDII

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wakil Ketua MPR: Soal Wawasan Kebangsaan, LDII Sudah Tidak Diragukan Lagi

16 Agustus 2022   10:29 Diperbarui: 16 Agustus 2022   10:34 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Ketua MPR Yandri Susanto Bersama Generasi Muda LDII (Dokpri)

Tangerang (13/8). DPW LDII Banten bekerja sama dengan Wakil Ketua MPR Yandri Susanto menggelar "Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan" pada Jumat (12/8). Sosialisasi tersebut dilaksanakan di Pondok Pesantren Budi Mulia, Kabupaten Tangerang, Banten. Dalam kesempatan itu Yandri mengatakan, LDII bisa dijadikan contoh dalam menanamkan wawasan kebangsaan terhadap warganya.

Ia menegaskan, ormas Islam harus bijak dalam menghadapi dinamika politik yang terjadi saat ini.
Terutama terkait perbedaan, sebab, hal itu tidak bisa dihindari. "Justru karena perbedaan itu kita membangun toleransi, memahami satu sama lain bukan menjatuhkan satu sama lain. Karena perbedaan itu kita bisa kuat," ucapnya.

Ia melihat LDII sebagai ormas Islam, telah mengembangkan toleransi di tengah kemajemukan bangsa, "Saya kira kalau LDII tidak perlu diceramahin lagi karena politik kebangsaannya termasuk mengamalkan empat pilar kebangsaan itu sudah termasuk luar biasa. LDII itu merupakan contoh, dari sisi kekompakan, ketertiban, kebersihan sopan santunnya dan itu Pancasila," ujarnya. "Maka kalau melihat LDII seperti saya bilang tadi tidak perlu diceramahin lagi, LDII sudah top kalau masalah empat pilar kebangsaan," tambahnya.

Yandri yang pernah menjabat Ketua Komisi VIII DPR RI itu mengatakan, peran alim ulama, tokoh umat, dan tokoh agama itu sangat dibutuhkan. Menurutnya, keterlibatan mereja dibutuhkan karena kontestasi pemilu juga melibatkan umat Islam, "Kami berharap keterlibatan alim ulama itu bisa melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang dibutuhkan bangsa ini. Yang bisa menyejahterakan rakyat, dan bisa menjaga persatuan dan kesatuan," kata dia.

Dalam sosialisasi itu, ia juga menyebut, Indonesia saat ini sedang darurat narkoba. Di Banten terutama di Serang telah masuk 40 ton sabu-sabu yang masuk lewat bibir pantai yang tersembunyi. Ia menyebut data dari kepolisian, terdapat 4 juta orang korban narkoba, "Saya pastikan tidak ada satupun orang LDII yang terkena narkoba. Artinya, ya, kalau misalkan tidak mau terkena narkoba masukkan anak-anaknya ke pondok pesantren LDII," tutupnya.

Wawasan Kebangsaan Menjadi Program Prioritas LDII
Sementara itu, Ketua DPW LDII Banten, Dimo Tomo Sumito mengatakan, dalam rangka menanamkan dan mempromosikan wawasan kebangsaan kepada masyarakat, LDII akan mengadakan seremoni pengibaran bendera merah putih di bawah laut.

 "Instruksi dari DPP LDII supaya pada bulan Agustus ini, untuk menyemarakkan dan mempromosikan semangat wawasan kebangsaan. Untuk itu, LDII Banten akan mengibarkan bendera di bawah laut," ujarnya.

Dalam upaya menanamkan nilai-nilai Pancasila di kalangan warganya, LDII bersinergi dan berkolaborasi dengan stakeholder terkait. "Sinergi itu perlu kami galakkan dan tingkatkan dengan stakeholder terkait, karena dengan bersinergi penanaman wawasan kebangsaan bisa berjalan dengan baik. Salah satunya dengan MPR," kata Dimo.

Sebagai tuan rumah, Pengasuh Pondok Pesantren Budi Mulia Kabupaten Tangerang, Suparjo menegaskan, wawasan kebangsaan bukan hal asing bagi pondok pesantren yang diasuhnya. Karena setiap harinya diajarkan tentang wawasan kebangsaan, bukan hanya teori saja namun juga dalam praktek keseharian.

"Dalam memperingati 17 Agustus di pondok kami mengadakan lomba pemasangan spanduk, bendera dan lain sebagainya. Selain itu juga akan diadakan upacara bendera. Tidak hanya murid-murid sekolah tetapi melibatkan guru-guru, pengurus yayasan dan masyarakat sekitar tujuannya supaya memahami cinta tanah air," tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun