Mohon tunggu...
Aroksenengkeripeknangka-thok Rek
Aroksenengkeripeknangka-thok Rek Mohon Tunggu... wiraswasta -

Lakukan saja, tulis!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrat, Tokoh Muda Keblinger Uang

14 November 2013   19:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:10 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya percaya, Anas Urbaningrum adalah sosok yang cerdas. Ia adalah seorang yang pintar dan cerdas dalam melobi. Dan ini pernah di akuinya sendiri ketika di tanya wartawan tentang usahanya. Ia membuka tipsnya, yakni suka bergaul. Dengan bergaul, ia membuka rejeki. Dan tidak menjelaskan secara kongkrit usahanya, sebelum menjadi ketua Umum partai Demokrat.

KIni, ia di kaitkan dengan korupsi Hambalang oleh mantan koleganya, Mohammad Nazarudin. Nazarudin mengatakan, bahwa bekas ketua umumnya itu berharta triliunan rupiah. Ketika ia menaggapi penyitaan uang senilai 1 miliar rupiah oleh KPK dari rumah Anas.

Sebagai seorang yang punya hubungan vital di partai democrat sebelum ini. Ketua umum dan bendahara, tentu Nazarudin mengetahui segala keluar masuk dana di partai. Yang tentu sepertujuan Anas sebagai ketum.

Ketika selama ini Nazarudin selalu bernyanyi tentang Anas. Baik di hadapan penyidik kpk maupun di hadapan media. Teriakan Nazarudin tidak bisa di pandang sambil lalu, sebagai seorang yang iri kepada Anas. Karena memang selama ini Nazarudin sebagai "penunggu harta" Demokrat.

Karena dulu, keduanya selalu runcang-runcung. Sudah seharusnya pemeriksaan mesti di lakukan terhadap Anas. Dan tidak menutup kemungkinan juga pada Ibas putra SBY ketika itu sebagai sekjen Demokrat.

Sungguh di sayangkan, keinginan SBY untuk memunculkan kaum muda sebagai generasi penerus di Demokrat satu-persatu kadernya berguguran. Terancam pidana korupsi. Selalu di ubyek oleh kpk. Berbagai bukti telah ada. Dan di antaranya tidak menutup kemungkinan menyeret Ibas, putra SBY sendiri. Ketika teman-teman Ibas dalam iklan antikorupsi democrat "Stop Korupsi" semua telah menjadi tahanan KPK. Seperti Angelina Sondakh, dan juga Andi Malaranggeng.

Sebagai partai instan pemenang pemilu di 2009 yang mengajukan SBY jadi presiden. Memang akan sulit partai ini untuk tidak mabuk pada kemenangan. Termasuk salah satunya menjadi daya tarik orang-orang yang ingin bergerak di bidang politik dan ikut mencicipi kue kesuksesan SBY. Yang naik jadi presiden.

Dengan antusias orang masuk ke partai demokrat. Tidak akan mudah bagi seseorang di partai untuk melihat trek recordnya. Dan mereka mengambil jalan pintas dengan memunculkan tokoh muda. Yang notabene masih segar dan belum kenyang asam garam politiik korupsi orde baru yang masih mewarnai Indonesia. Tidak tahunya, para tokoh muda ini juga terinfeksi virus budaya korupsi. Dan kini jadi bulan-bulanan media.

Punah sudah harapan petinggi democrat, khususnya SBY. Yang ingin mengorbitkan tokoh muda di partai. HIngga ia mendapat desakan dari internalnya sendiri untuk mengambil alih kembali sebagai ketum. Karena generasi yang di persiapkanya tidak tahan uji untuk tidak korupsi. Atau, mungkin karena tokoh muda yang tidak bisa mengimbangi kepiawaian tokoh senior. Bukan saja dalam ranah politik, dan perebutan jabatan di struktur oraganisasi. Melainkan juga kalah piawai dalam hal menjalankan tak tik menyelewengkan dan menyembunyikan uang. Hingga perbuatan mereka terlihat kasar dan mudah untuk di identifikasi.

Kini Anas beserta istrinya masih di dalami oleh kpk tentang keterlibatanya dalam proyek Hambalang. Sebagai orang yang cerdas Anas tidak berdiam diri. Ketika juga di depak dari partai oleh para tokoh senior. Ia membentuk organisasi Perhimpunan Pergerakan Indonesia. Di gunakanya untuk tameng beserta pengikutnya. Dan di gunakan secara efektif. Walau organisasi ini tergolong masih kecil dan baru lahir. Ia sudah mampu menyiapkan berbagai langkah untuk menghadapi kasusnya.

Salah satunya adalah mengakukan uang yang di sita, waktu penggeledahan di rumahnya kemarin. Senilai 1 miliar rupiah. Uang itu di akukan sebagai uang kas PPI. Sedangkan KPK bersikukuh itu adalah uang pribadi. Malalui jurubicaranya, Johan Budi mengatakan, masih banyak uang ketika itu, namun kpk hanya menyita uang yang di sangka terkait dengan kasus Hambalang.

Dan memang uang Anas Triliunan, kata Nazarudin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun