Mohon tunggu...
Aroksenengkeripeknangka-thok Rek
Aroksenengkeripeknangka-thok Rek Mohon Tunggu... wiraswasta -

Lakukan saja, tulis!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Usul kenaikan BBM dari Masyarakat Bawah

25 Agustus 2014   05:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:39 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini Jokowi-JK telah memenangi pemilihan presiden. Sebentar lagi akan menerima terusan kepemimpinan dari pemerintahan SBY-Budiono. Namun estafet kepemimpinan dari pemerintahan lama, masih di bebani oleh subsidi BBM yangsangat rentan terhadap gejolak.

Bahan bakar minyak adalah urat nadi perekonomian yang sangat peka sekali terhadap kekuatan ekonomi masyarakat kecil. Selama ini pemerintah sadar bahwa subsidi BBM banyak di nikmati oleh masyarakat kelas menengah atas. Mereka yang mobilissasi diri dengan kendaraan roda empat. Sedang masyakat ekonomi kecil hanya memerlukan sedikit subsidi dari kendaraan roda dua yang di pakai.

Merasakan subsidi kurang tepat sasaran. Namun pemerintah selalu gugup jika di hadapkan pada kenaikan BBM. Selalu setengah hati dalam mengambil keputusan. Penuh ragu. Itu memang ciri khas pemerinntahan SBY selama 10 tahun.

Kini, pemerintahan akan di limpahkan pada presiden terpilih. Termasuk juga beban subsidi BBM. Yang banyak orang menyebut subsidi BBM sebagai bom waktu yang dapat mengikis kepopuleran pemimpin.

Selama ini Jokowi selalu mengidentikan diri dengan wong cilik. Ia menyebut koalisinya koalisi wong cilik. Dan strategi itu memang masuk akal, ketika ia memenangkan pilpres 2014. Karena masyarakat bawah Indonesia, lebih banyak dari pada kelas menengah maupun kaum elit.

Mau tidak mau jika pemerintahanya kelak tidak ingin terbebani subsidi BBM. Ia bersama kabinetnya kelak mesti menghapus subsidi BBM. Sehingga pembangunan infrastruktur bisa lebih cepat dan efektif.

Saya sebagai salah satu dari masyarakat kecil, justru sangat keberatan dengan kenaikan BBM. Karena akan memberatkan masyarakat bawah dan lalu lintasnya. Sehingga akan berdampak pegeluaran biaya lebih banyak. jika ingin mobilitas dan berkendara. Seperti kami, halnya tukang ojek, tukang sayur keliling bawa motor, penjual somay keliling, cilok dan lain-lain. Yang setiap hari menggunakan motor untuk mencari penghasilan.

Jika Jokowi sangat memperhatikan masyarakat kecil. Dia mesti memperhatikan mobilitas rakyat kecil. Dan lalu tidak menaikan BBM secara pukul rata.

Untuk itu saya mengusulkan agar kenaikan BBM untuk rakyat kecil di tunda.Jika mau naik, silahkan, di naikan untuk masyarakat menengah ke atas. Caranya adalah tetap mensubsidi kendaraan ber CC kecil. Yakni 150 CC ke bawah. Karena, kendaraan 150 CC, 125 CC, 110 cc, dan 90 cc adalah kendaraan yang setiap hari akrab di pakai oleh masyarakat lapisan bawah. Sedangkan untuk 200 cc ke atas subsidi BBM di hapus.

Kami, meminta pemerintah menunda kenaikan BBM pada masyarakat kecil sampai perekonomian Indonesia di level yang lebih baik. Dan lowongan pekerjaan merata di tiap daerah.

Semoga ini menjadi catatan bagi pemerintah ke depan.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun