Mohon tunggu...
elisabeth ngatini alias tiger
elisabeth ngatini alias tiger Mohon Tunggu... -

mataku sipit, kulitku hitam seperti pribumi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cina, Pribumi, Islam, dan Kristen Bergembira di Klenteng

28 Februari 2011   22:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:11 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ni yang mengusulkan ini. Tapi justru aku yang direpotkan. Tapi bukannya aku tak tahu, kalau Ni mengandalkan aku selalu. Kecantikan dan tatapan matanya yang sangat cerdas membuat orang gampang mempercayai. Seperti saat Perayaan Cap Go Meh kemaren itu. Ni, ditunjuk sebagai ketua penyelenggara. Dan semua beban diberikan ke pundakku.

Papahnya terpandang di kotaku, termasuk paling kaya juga, hingga penunjukan Ni karena azas manfaat saja. Biar gampang segala urusan. Termasuk yang paling penting itu, biaya. Dan benar saja. Soal biaya tak masalah. Selain sumber Papah, lalu nama Papahnya, hingga gampang mencari sumbangan, juga perijinan gampang diperoleh. Tapi ide acara?

Ayo, Elis... yang begini ini, kamu yang memikirkan. Ni merajuk. Akhirnya, kenangan Pebruari lalu itu, terkenang saat awal Maret ini. Perayaan Cap Go Meh di sebuah Klenteng yang sangat sederhana sekali. Lampion 999 buah nan merah. Lalu Barongsay, meliuk-liuk yang ditunggu-tunggu. Dan hiburan multi etnik dan agama!

Aku menampilkan ibu-ibu petani menabuh lesung. Modalnya hanya alat penumbuk padi, ibu ibu petani itu memainkan dengan antusias tabuhan lesung. Dipukul-pukul sesuai irama. Konon musik lesung ini ditabuh ibu ibu petani saat menumbuk padi jaman dahulu sebelum mesin ricemill ditemukan. Maksudku dengan persembahan ini di acara Cap Go Meh, Orang Cina yang makan nasi bisa menghargai petani yang pribumi, yang menaman padi lalu menumbuknya.

Setelah itu ada koor nyanyian puja-puji kepada ke-Agungan Tuhan dari perwakilan Gereja. Dan aih, penonton pun tetap antusias. Baik yang hadir di dalam Klenteng dan masyarakat di lingkungan Klenteng yang menonton.  Apalagi setelah itu, remaja Masjid dari belakang Klenteng menabuh Rebana dan menyanyikan lagu lagu Islami! Dan puncaknya, tarian Barongsai. Dan Barongsay yang menari itu, Kawan... olala! Kaki-kakinya tak semua putih, ada yang kakinya hitam. Dan setelah Barongsay itu dibuka, penari-penarinya ada yang Cina ada juga yang orang Jawa.

Ni memelukku ketika acara sukses dan mendapat pujian Mbak Poppy Darsono, Anggota DPR yang diundang hadir, memberi pujian atas keberagaman saat perayaan Cap Go Meh yang dihadirinya. Sederhana, tak mewah, tapi mengagumkan kata Beliau. Tentu yang mendapat pelukan dan cium pipi Mbak Poppy ya, Ni bukan aku.

Tak apa, aku sudah bahagia, melihat acara ini sukses. Sebagai orang 'Cina Campuran' seperti aku, alangkah heppy nya Cina, Islam, Kristen, semua bersatu, menghibur dalam perayaan untuk orang Cina.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun