Iya, iya... saya bangun. Tepatnya terbangun. Betul, terbangun saya ini, oleh suara gelotakan anak-anak Kos yang menyiapkan sahur.
Jam berapa? Olala, sudah jam empat. Saya keluar kamar disambut tatapan mereka, penghuni kos lain yang makan sahur sambil nonton Televisi.
"Sahur, Mba Ni?" tanya salah satu dari mereka.
Saya mengangguk. Menuju dapur, lalu mengambil piring yang sudah ada tulisan nama saya, masuk kamar lagi ambil nasi di Magicjer. Ayam goreng yang saya beli malam tadi. Keluar dari kamar dan bergabung dengan penghuni kos lain. Yang mau makan bareng, tentunya. Karena anak kos banyak macam karakter.
Ada yang tetep mengurung di kamar. Sahur di kamar. Ada yang maunya sahur bareng-bareng. Tak apa. Tak masalah. Tak ada aturan anak kos kudu makan sahur bareng. Semau-maulah untuk sahur. Bahkan ada yang dijemput pacar, kemudian makan sahur di luar.
Yang kadang membuat penghuni kos yang lain menanyai ini; 'Mbak Ni sahur?'
Karena saya, Elizabeth Ngatini Alias Tiger penghuni Kos yang beragama Nasrani. Saat penghuni kos lain bangun, saya ikut bangun, saat penghuni kos Muslim sahur, saya sahur.
Pagi sampai sore pun saya ikut berpuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H