Untuk Indonesiaku, Indonesiamu, dan Indonesia Kita
Pesta demokrasi dalam negeri akan segera digelar. Pilkada Serentak 2017 yang menjadi hajat seluruh rakyat Indonesia di beberapa wilayah akan menjadi acara yang penuh dengan hingar bingar. Sayangnya, dari hari ke hari, hanya Pilkada DKI yang menjadi trending topic dan paling asik untuk diulik. Helloo... Ada apa sih sama Pilkada DKI sampai bisa sebegitu menarik?
Saya peduli, meskipun saya bukan warga DKI. Semakin hari, konstelasi perpolitikan bangsa ini semakin menjadi jadi. Sudah selayaknya kita patut berbangga diri, ketika mendapati bahwa demokrasi di negeri ini sudah semakin matang, bahkan dunia pun mengakui. Terlebih lagi, toleransi yang dijunjung tinggi mampu menambah khasanah damainya Indonesia ini.Â
Tentu saja, hal ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa, sehingga harus dijaga agar tetap lestari dan indah tiada terperi. Toleransi sendiri dapat diartikan secara bahasa sebagai suatu sifat atau sikap menghargai pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Maka dalam suatu ranah hubungan sosial, toleransi dapat diartikan sebagai sikap saling menerima, menghargai dan menghormati perbedaan yang melekat secara lahir dan batin dalam diri seseorang, baik itu perbedaan kedudukan, status sosial, kasta, suku, ras, maupun agama.
Tapi apa mau dikata. Pilkada yang sudah ada di depan mata, masih saja dibuat terbata-bata. Aparat keamanan yang seharusnya bertugas untuk mengamankan jalannya pelaksanaan Pilkada, kini harus turut siaga untuk menjaga stabilitas Jakarta agar tetap berwibawa. Seolah-olah semua sibuk, semua gaduh. Aduh, jadi banyak orang yang ikut-ikutan mengeluh.
Bukan maksud hati untuk menyinggung pihak saudaraku sendiri. Tetapi, sering saya mendapati kegiatan-kegiatan dengan tema keagamaan yang disisipi oleh kepentingan politik para elit negeri. Sadarkah wahai saudara/saudari, bahwa negeri ini sudah memiliki berbagai macam persoalan yang rumit dan perlu untuk segera diselesaikan demi kesejahteraan berbagai lintas generasi?
Saya khawatir, dengan maraknya aksi intimidasi terhadap kaum minoritas, toleransi di Indonesia yang sempat bersinar akan semakin samar. Sementara kearifan dan keramahan Indonesia yang sempat terpancar akan berangsur-angsur memudar.
So, please be wise, Guys. Yuk kita sama-sama bertindak demi kebaikan bangsa ini, bukan hanya demi kebaikan sekelompok orang atau golongan yang mau memberikan upeti. Sudah saatnya kita berbenah diri. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H