Tiba-tiba teringat dengan Bu Putri...
Bu Putri tinggal dekat rumah kami.
Ia mempunyai seorang anak perempuan, sebutlah namanya  Kanthi.
Menengok ke belakang saat pandemi lalu. Saya secara tak langsung belajar banyak dari Bu Putri tentang bagaimana merapikan rumah versi beliau.
Saya pada dasarnya suka berkebun dan lumayan menikmati pekerjaan di dapur, namun kurang sabar beberes, pekerjaan yang membutuhkan usaha ekstra kalau untuk saya, artinya perlu niat khusus.
Nah...printilan kecil untuk membuat rumah selalu rapi, saya secara tidak langsung belajar dari percakapan beliau dengan dua orang asisten  yang membantu beliau menyiapkan masakan untuk dijual, mulai dari ayam kuning, ataupun cilok, karena saat kami bercakap-cakap di belakang rumah, memang kami dapat saling mendengar.
Ajeng, nduk, begitu dia memanggilku, Ibu kasih tahu yaaa...Ibu itu dulu waktu masih muda tinggal di Jawa Timur, punya usaha catering, kalau itu banyak juga menerima pesanan dari perusahaan-perusahaan yang mengadakan acara. Jadi, Ibu sudah biasa sibuk di rumah.Â
Bapak biasa bekerja di kantor, pegawai negeri. Sewaktu Bapak sudah pensiun, kami akhirnya memutuskan ikut Kanthi, puteri kami, supaya bisa dekat juga dengan cucu-cucu kami.
Di sini kalau bengong saja, rasanya kurang nyaman, akhirnya Ibu membutuhkan untuk mulai mencoba lagi berjualan makanan. Ternyata laku, bahkan sekarang berkembang.Â
Sebetulnya nduk, itu hasil dari ketekunan dan kesukaan Ibu ngulik di dapur, sekarang bisa jadi seperti ini.
Begitu cerita beliau padaku kalau itu. Akupun berpikir, jika misalnya di sini ada Sekolah Kejuruan Keputrian, mungkin cocok sekali Bu Putri jadi Kepala Sekolah. Detail dan printilannya...luar biasa sekali ..
Matur nuwun Bu Putri... berkat Ibu, Ajeng sekarang jadi rajin ngulik di rumah juga dan ternyata banyak ilmunya.
Begitu gumamku dalam hati...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H