Tak terasa, kita sudah ada di minggu terakhir di bulan Desember tahun 2023.
Dalam dua bulan ini, beberapa percakapan dan diskusi serius dan dalam telah saya lalui.Â
Beberapa topik lama yang mencuat kembali, karena akar masalah yang belum terurai, beberapa kegiatan volunteer yang terpaksa harus di stop dulu karena masalah pengaturan waktu dan kondisi fisik yang kini harus menyesuaikan, seiring dengan bertambahnya usia. Â Pola komunikasi yang harus diperbaharui sesuai dengan perkembangan jaman, tehnologi dan generasi, telah membawa saya pada satu kegiatan refleksi dan jeda ternyata adalah satu hal yang mau tak mau harus dilakukan dan tak dapat dipungkiri. Â
Trust and Obey, ternyata tak semudah  saat saya menyanyikannya bersama anak-anak.
Beruntung, saya selalu diberikan keluarga dan sahabat-sahabat, juga komunitas yang menjadi pengingat, yang tidak saja menjadi penolong, namun juga pendukung doa, pemberi semangat, dan termasuk salah satunya Kompasiana.
Heran, sungguh heran. Â Bermuda dari sekedar 'iseng', 'ikut-ikutan', 'coba deh', di usia yang tak lagi muda, ternyata kegiatan menulis di Kompasiana secara sadar maupun tak sadar, diakui ataupun tidak, menjadi satu sarana untuk mengurai benang, serabut yang ada di kepala dan lebih heran lagi, dapat menjadi semacam terapi, apa itu sebutannya, oh ya... 'theuraphatic habit', sesuatu yang sangat di luar dugaan saya.
Kok bisa?
Nah... saya pun heran, dan baru menyadari dan mengakuinya, setelah hampir dua tahun ber - Kompasiana. Pada awalnya, saat saya membaca artikel-artikel Sahabat Kompasianer senior, yang 'tersembuhkan', healed, dengan menulis, saya membaca ya dengan response, 'oooo...bisa ya, bagus juga'.
Ternyata, seiring dengan berjalannya waktu, saya pun boleh mengalami pengalaman berharga ini. Â Saat saya 'judeg', jenuh atau pun suntuk, alih-alih marah-marah atau pun mengurung diri, saya belajar untuk menulis sesuatu yang sekiranya, mungkin dapat memberi manfaat atau sekedar memberikan informasi.
Dan sungguh, 'dalam memberi, kita menerima', dengan segala keterbatasan saya, selalu setiap selesai menulis sebuah artikel ataupun puisi pendek, ada kepuasan dan kelegaan tersendiri.Â
Bahkan tanpa terasa, ini adalah artikel ke '99', sembilan puluh sembilan, saya pun heran bahwa saya telah menulis 99 artikel. Hal ini mungkin terasa biasa saja untuk Sahabat Kompasianer senior, namun buat saya rasanya senang sekali, terutama di akhir tahun ini.Â