Bahan renungan yang dalam...
Setelah pandemi, jalan apa yang kita pilih...
Kalimat pengantar pada Topik Pilihan di Kompasiana ini, akhirnya membuat saya memilih untuk ikut menulis.
Pandemi sungguh telah mengubah banyak hal dan benar sekali...membuat kita harus lebih banyak membuat pilihan.
Kalau sebelum pandemi, kadang sering tak sadar... ibadah  dijalankan sebagai bagian dari ritual...kini menyadari sungguh bahwa kesempatan untuk dapat beribadah, sesungguhnya adalah berkat besar yang kadang kita terima begitu saja, dan selama ini kita abaikan,  take it for granted.
Menjadi sadar setelah melewati waktu hampir dua tahun kita tidak bisa beribadah dengan cara yang biasa sudah kita lakukan berpuluh-puluh tahun, dan mau tidak mau beralih kepada pola ibadah online, daring, baik melalui media You Tube, Zoom ataupun media sejenis lainnya. Kita kehilangan kesempatan untuk berinteraksi langsung, baik dengan pemimpin dan Tim yang melayani di tempat ibadah, juga teman-teman dan sahabat, termasuk di dalamnya tukang parkir, tukang bakwan malang, penjual bakpao, tukang kue, tukang ojek dan berbagai kegiatan relasional yang terjalin di dalamnya. Sapaan khas, teruskan, canda, guyon...semua lenyap...Â
Tak di sangka semua yang biasa, menjadi luar biasa.Â
Kini...heran juga yang semula sangat tidak nyaman beribadah online, saat ini jadi terbiasa, dan bahkan meluas, kita bisa mendapatkan banyak resources, bahkan dari dalam maupun luar negeri. Kita bisa memiliki lebih banyak pilihan.
Dua tahun lebih pandemi dan berbagai hal yang kemudian terjadi, mungkin juga telah membawa banyak perubahan dalam hidup banyak orang.Â
Banyak orang merasakan 'kehilangan' dan membuat banyak dari kita lebih menyadari arti 'kehadiran' sangat berharga, di dunia yang fana ini.
Kalau saat ini kita diberikan kesempatan untuk dapat berkumpul bersama keluarga dan orang-orang yang kita kasihi, sesungguhnya itu adalah anugerah yang sangat besar yang patut kita syukuri, sesuatu yang sangat bernilai.