Pertama kali mendengar istilah ini di tahun 2019, di sebuah perbincangan dengan teman di salah satu acara komunitas yang saya ikuti.
Dia memberitahu kami bahwa putri salah satu teman kami, yang menginjak dewasa, ternyata mengalami Bipolar Disorder.
Saya ketika itu hanya diam mendengarkan, karena untuk saya, itu adalah istilah yang asing, saya tak paham, dan saat itu rasa ingin tahu saya, belum terusik.
Pertengahan tahun 2021, ya, betul, sekitar tepat satu tahun yang lalu, istilah ini mencuat lagi, dan kali ini langsung membuat saya mencari di Google, untuk mencari tahu.
Kenapa? Karena yang diduga mengalami Bipolar Disorder adalah salah satu saudara saya. Diduga. Karena belum tentu tepat, dan beruntungnya sekarang sudah terkelola dengan baik, atau mungkin dugaan itu ternyata tidak tepat.
Apa sih Bipolar Disorder?
Menelisik info di laman Mayo Clinic, ternyata Bipolar Disorder dulu dikenal sebagai manic depression, suatu keadaan mental yang menyebabkan mood swings yang ekstrem, termasuk di dalam nya emotional high (mania or hypomania), dan lows (depresi).
Dalam kondisi 'high', biasanya akan ada euphoria, penuh energi, atau sangat mudah teriritasi.
Dalam kondisi 'low', atau lebih di kenal dengan depresi, biasanya akan merasa sedih, kehilangan harapan, putus asa, kehilangan nafsu makan, sulit tidur.
Bipolar Disorder ada beberapa tingkatan.