Mohon tunggu...
Genata Vidya Wardani
Genata Vidya Wardani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penjual bouquet berkedok guru :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Ultimate Keys to Tackle Educational Chalenges": Identitas Manusia Indonesia, Penerapan Nilai Pancasila dan Merdeka Belajar

6 Januari 2024   15:17 Diperbarui: 6 Januari 2024   15:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Genata Vidya Wardani

Mahasiswa PPG Prajabatan 

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Disusun untuk memenuhi UAS Filosofi Pendidikan Indonesia

Dunia pendidikan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Namun, dengan perkembangan tersebut, muncul pula berbagai masalah yang memerlukan solusi agar pendidikan dapat berjalan dengan baik. Beberapa masalah yang mungkin muncul di masa depan adalah kurangnya ketersediaan guru yang berkualitas, serta kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Permasalahan paling krusial yang dihadapi sistem pendidikan Indonesia saat ini adalah kurangnya ketersediaan guru yang berkualitas. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya minat terhadap profesi guru, rendahnya gaji yang diterima guru, serta minimnya dukungan dan fasilitas yang diberikan pemerintah kepada guru. Banyak orang yang menganggap bahwa menjadi guru bukanlah profesi yang menjanjikan karena gaji yang diterima guru di Indonesia tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Hal ini membuat banyak lulusan berfikir untuk memilih pekerjaan lain selain guru yang dapat memberikan penghasilan yang lebih baik. Selain itu, pemerintah kurang memberikan dukungan dan fasilitas seperti dalam hal pemberian buku pelajaran dan fasilitas belajar yang memadai dinilai masih belum terpenuhi, sehingga menyebabkan profesi guru kurang diminati.

Penerapan Pancasila memegang peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Salah satu nilai Pancasila yang relevan adalah gotong royong. Hakikat manusia Indonesia yang memiliki ciri khas nilai gotong royong menggambarkan bahwa mereka memiliki potensi yang luar biasa untuk belajar dan berkembang. Namun, untuk mencapai potensi tersebut, dibutuhkan guru yang berkualitas untuk membimbing dan mengarahkan mereka. Kurangnya ketersediaan guru yang berkualitas dapat berdampak besar terhadap kualitas Pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu berkolaborasi untuk mencari solusi yang tepat. Gotong royong dalam membantu meningkatkan kesejahterann guru sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat melalui berbagai program pengembangan diri, pelatihan, pengembangan karir yang terus menerus bagi para guru, serta penghargaan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat. Pemerintah dapat meningkatkan anggaran untuk pendidikan dan memberikan intensif bagi guru yang berprestasi. Sedangkan masyarakat dapat memberikan dukungan dan dorongan kepada para guru untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas diri. Masyarakat perlu menghargai profesi guru dan memberikan dukungan yang cukup sehingga para guru merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Selain itu, pemerintah dan masyarakat juga dapat bekerja sama untuk memperbaiki fasilitas dan sarana pendidikan di Indonesia sehingga sekolah-sekolah dapat menarik guru berkualitas dan memberikan pendidikan yang lebih baik kepada peserta didik. Selain dari dukungan pemerintah dan masyarakat, guru juga harus ikut andil dan sadar akan kebutuhan dirinya sendiri. Konsep Merdeka belajar memberikan kebebasan bagi para guru untuk mengembangkan diri mereka sendiri, meningkatkan keterampilan, dan mengeksplorasi cara-cara baru untuk mengajar. Memberikan kebebasan dan dukungan kepada para guru, kita dapat memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik.

Kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan masih menjadi isu yang perlu diperhatikan di Indonesia. Pendidikan yang terbaik biasanya terdapat di kota-kota besar, sedangkan di pedesaan seringkali sekolah-sekolah minim fasilitas dan tenaga pengajar kurang memadai. Hal ini menyebabkan rendahnya minat masyarakat pedesaan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa faktor penyebabnya antara lain akses terhadap fasilitas pendidikan yang terbatas, kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas, serta minimnya dukungan dari pemerintah untuk pengembangan pendidikan di daerah pedesaan. Selain itu, faktor social dan ekonomi juga turut mempengaruhi kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Di daerah pedesaan masih banyak anak yang harus membantu orang tua mereka bekerja di ladang atau usaha keluarga sehingga waktu mereka untuk belajar terbatas. Sedangkan di daerah perkotaan, kebutuhan ekonomi keluarga sudah tercukupi sehingga anak-anak kota bisa lebih memfokuskan diri pada pendidikan.

Hakikat manusia Indonesia yang berperan dalam mengatasi kesenjangan pendidikan di daerah perkotaan dan pedesaan adalah kesadaran akan pentingnya pendidikan yang merata bagi seluruh warga Indonesia.  Untuk mengatasi kesenjangan pendidikan ini perlu adanya upaya dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat dan lembaga pendidikan. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus terhadap daerah-daerah yang masih tertinggal dalam hal pendidikan, baik itu dengan membangun infrastruktur pendidikan yang memadai, meningkatkan kualitas guru, ataupun memberikan bantuan kepada pelajar yang kurang mampu. Selain itu, masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya pendidikan dan bagaimana cara mendapatkan akses ke pendidikan yang lebih baik. Masyarakat juga perlu terlibat aktif dalam mendukung pendidikan di daerah pedesaan, seperti dengan membantu memfasilitasi akses pendidikan dan mengorganisir program-program pendidikan.

Penerapan pancasila dan merdeka belajar memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan di Indonesia. Penerapan pancasila mendorong kesetaraan dalam pendidikan, termasuk hak, kesempatan dan mutu pendidikan yang sama. Selain itu, pancasila juga mendorong pengembangan pendidikan yang berbasis pada karaker dan budaya lokal. Dengan menerapkan prinsip kesetaraan dan pengembangan pendidikan berbasis karakter dan budaya lokal, diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik di daerah pedesaan, sehingga kesenjangan pendidikan dapat diatasi. Penerapan konsep merdeka belajar menekankan pada pemikiran kritis, inovasi, dan kemandirian dalam belajar. Dengan demikian merdeka belajar dapat memberikan kesempatan yang sama bagi peserta didik di daerah perkotaan dan pedesaan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Di daerah pedesaan, merdeka belajar dapat membantu peserta didik mengakses sumber belajar yang terbatas dengan memanfaatkan lingkungan sekitas sebagai sumber belajar yang menarik dan tidak monoton. Selain itu, peserta didik dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang harapannya segera diratakan oleh pemerintah sebagai sumber belajar alternatif. Dengan mengurangi kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, diharapkan masyarakat di seluruh Indonesia dapat memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan yang lebih baik dan memperbaiki kualitas hidup mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun