Mohon tunggu...
Gemma Galgani Yoanna Hapsari
Gemma Galgani Yoanna Hapsari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

+62 - '95 Life: God, book, coffee, friends, my bf Social Media Strategist- Communication Student

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Satuku

10 April 2016   09:54 Diperbarui: 10 April 2016   10:32 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: GemmaGYH

Indah nian. Senja di pelupuk matamu melelapkanku jua. Sendu di suaramu menenangkanku setia. Aku terbawa olehmu seperti kaleng-kaleng kecil yang diikat pada sepeda roda tiga yang kehilangan sebelah rodanya. Bersama ikut menjadi pembawa ramai bagi anak yang baru belajar sepeda roda dua. Menyenangkan dan keren menurutnya. Meski menyebalkan bagi orang-orang dewasa di sekitarnya.

Hanya sebagian orang yang mengerti arti kita. Kau dan aku dicipta untuk berpadu dan tak semua orang pernah merasakan hal semacam ini. Kamu adalah satu. Jadi kalau ada yang bertanya apa satu pintaku, benar, satu pintaku. Itu kamu, satuku. Karena kamu cuma satu dan hanya denganmu aku mampu menyatu. Perbedaan di antara kita tak lagi jadi masalah karena ia melebur dalam setiap kecup, peluk, dan genggam tangan kita.

Aku belum pernah melihatmu menari. Tapi senyummu membuatku serta merta menari dalam lamunan. Tarian gembira yang bertempo cepat. Bahagia. Pasti itu karena mengatupkan tangan dan berlutut berdoa saja tak cukup untuk mensyukuri hadirmu dalam hidupku. Karena satuku sudah kutemukan, kusudah dapat semua yang kubutuhkan.

Dan disini lah aku berada. Bukan mengada-ada namun sungguh melantunkan nada akan nyata cerita yang kau tuturkan dalam hari-hariku. Mulai kini dan nanti, dimanapun kau berada, aku pun turut serta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun